Jum'at, 09/06/2023 19:46 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - China memperingatkan Amerika Serikat (AS) pada tidak mencampuri urusan dalam negeri Kuba, sebagai tanggapan atas laporan bahwa Beijing berencana mendirikan pangkalan mata-mata di pulau itu di lepas pantai AS.
Laporan media, berdasarkan komentar pejabat AS anonim kepada The Wall Street Journal dan CNN, dibantah oleh wakil menteri luar negeri Kuba sebagai "bohong dan tidak berdasar," sementara Gedung Putih menyebut laporan tersebut tidak akurat.
Ketika ditanya tentang dugaan pangkalan mata-mata pada jumpa pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan tidak mengetahui situasinya sebelum mengkritik kebijakan AS di Kuba.
"Seperti yang kita semua tahu, menyebarkan desas-desus dan fitnah adalah taktik umum AS, dan campur tangan sembrono dalam urusan internal negara lain adalah hak patennya," kata Wang.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"AS harus merenungkan dirinya sendiri dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri Kuba di bawah panji kebebasan dan demokrasi, dan segera membatalkan embargo ekonomi, komersial, dan keuangan terhadap Kuba," sambungn dia.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pangkalan mata-mata China akan mampu menguping komunikasi di wilayah yang luas di AS bagian tenggara. Laporan itu terjadi ketika pemimpin China, Xi Jinping mendorong perluasan yang cepat dari kehadiran keamanan negara di seluruh dunia.
Sebuah pangkalan di Kuba, yang terletak 90 mil (150 kilometer) dari ujung selatan Florida, akan menghadirkan tantangan paling langsung ke benua Amerika Serikat.
Uni Soviet memiliki fasilitas mata-mata elektronik di Kuba komunis untuk memantau Amerika Serikat.
Tetapi pada tahun 1962 ketika Moskow pindah ke pangkalan rudal nuklir di Kuba, Amerika Serikat mengumumkan karantina pulau itu dalam krisis yang mengancam akan membawa kedua negara adidaya berperang, sampai Moskow mundur.
Washington kemudian menghapus misil berkemampuan nuklirnya dari Turki, yang dipandang Soviet sebagai ancaman bagi mereka.
Awal tahun ini, China mengirim apa yang disebut AS sebagai balon pengintai di seluruh AS. Itu melayang dari barat ke timur di atas instalasi militer yang sensitif sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur AS.
Sumber: AFP