Kamis, 25/05/2023 12:59 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Ratusan ribu peluru artileri Korea Selatan sedang dalam perjalanan ke Ukraina melalui Amerika Serikat (AS). Sebelumnya Negeri Ginseng itu menolak untuk mempersenjatai Ukraina.
Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada Rabu (24/5) mengutip sumber tanpa nama, mengatakan Seoul telah mencapai "kesepakatan rahasia" dengan Washington untuk mentransfer peluru ke AS untuk dikirim ke Ukraina, setelah Washington meminta sekutu Asianya tahun lalu untuk dukungan artileri.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Jeon Ha-kyu mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Pentagon tentang ekspor amunisi tetapi ada "bagian yang tidak akurat" dalam laporan WSJ, menolak memberikan rincian.
"Ada berbagai diskusi dan permintaan, dan pemerintah kami akan mengambil tindakan yang tepat sambil meninjau situasi perang dan kemanusiaan di Ukraina secara komprehensif," kata Jeon dalam pengarahan.
Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara
Kalah Telak dari Oposisi, Presiden Korea Selatan Diserukan Ubah Gaya Kepemimpinannya
Kalah Telak dari Oposisi, Presiden Korea Selatan Diserukan Ubah Gaya Kepemimpinannya
Sekutu AS dan penghasil utama amunisi artileri, Korea Selatan sejauh ini mengesampingkan pengiriman bantuan mematikan ke Ukraina, mengutip hubungan bisnis dengan Rusia dan pengaruh Moskow atas Korea Utara, meskipun ada tekanan yang meningkat dari Washington dan Eropa untuk memasok senjata.
Presiden Yoon Suk Yeol, dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada April, mengisyaratkan prospek perubahan, mengatakan mungkin sulit bagi Seoul untuk hanya memberikan dukungan kemanusiaan dan keuangan jika Ukraina menghadapi serangan sipil berskala besar atau situasi masyarakat internasional tidak dapat memaafkan.
Pentagon dan kantor Yoon tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Ketika ditanya pada Rabu tentang potensi untuk memasok amunisi ke Ukraina, penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Cho Tae-yong, mengatakan kepada parlemen bahwa para pejabat akan mengambil keputusan setelah memantau perkembangan.
Cho mengatakan tidak ada rencana untuk mengirim peluru baik secara langsung atau melalui Polandia tetapi tidak merinci kerja sama dengan Amerika Serikat.
Laporan Journal mengatakan para pejabat Seoul "bersikap dingin" setelah laporan media tentang diskusi akhir tahun lalu, tetapi "terobosan" dibuat setelah Yoon mengunjungi Washington bulan lalu untuk pertemuan puncak dengan Presiden Joe Biden.
Sumber: Reuters/Al Arabiya