Berita Hoax Timbulkan Rasa Benci

Senin, 13/02/2017 15:13 WIB

Jakarta - Media harus menjadi barisan terdepan dalam menangkal pemberitaan hoax yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam hal ini, media harus independen, akurat dan profesional dalam menangkal berita palsu atau hoax.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz, dalam Seminar Partai Golkar bertajuk "Mewujudkan Pers yang Independen dan Netral sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Berita Palsu" di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/2).

Meutya berharap, adanya solusi serta proteksi dari persoalan tersebut. Menurutnya, proteksi diperlukan agar masyarakat terlindungi dan mendapatkan hak atas informasi yang benar.

"Banyaknya berita palsu yang beredar, tidak lagi hanya merugikan satu dua orang yang terkait dengan pemberitaan tersebut, namun juga banyak menimbulkan rasa benci dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Meutya.

Dalam kesempatan itu, Meutya menyinggung perjalanan panjang pers Indonesia. Dimana, pers berperan sebagai alat perjuangan kemerdekaan.

"Pers pernah mengalami masa sulit penuh tantangan, dibatasi, ditekan bahkan sebagian dibredel. Namun tantangan zaman terkini nampaknya akan menjadi tantangan yang tersulit dalam perjalanan pers tanah air. Pers bukan lagi berhadap-hadapan dengan penguasa atau rezim, ia berhadapan dengan dirinya sendiri," kata Meutya.

Meutya bilang, dampak yang diciptakan berita palsu menjadi sangat destruktif, saat dikaitkan dengan minat baca masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah.

"Kondisi ini diperburuk karena dibarengi dengan tingkat baca buku yang rendah di Indonesia, yaitu 0,001 persen menurut data UNESCO," kata Meutya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati