Iran dan Rusia Perluas Kemitraan Pertahanan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Selasa, 16/05/2023 05:48 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) melihat lebih banyak indikasi bahwa Rusia dan Iran memperluas kemitraan pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan membantu Moskow memperpanjang perangnya di Ukraina serta menimbulkan ancaman bagi tetangga Iran.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby menuturkan bahwa sebagai bagian dari kerja sama, Negeri Para Mullah memberi Rusia drone serangan satu arah.

"Ini tentang hubungan pertahanan yang sedang berkembang yang memungkinkan Rusia untuk membunuh lebih banyak orang di Ukraina dan juga memungkinkan Iran menimbun perangkat keras militernya dan menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi tetangganya," kata Kirby kepada wartawan.

Kirby menjelasakan bahwa sejak Agustus, Iran telah memberi Rusia lebih dari 400 UAV, terutama jenis Shahed. Drone ini kemudian digunakan Rusia untuk menyerang infrastruktur kritis di dalam Ukraina. 

"Drone adalah bantuan militer utama yang diberikan Iran ke Rusia, yang berusaha untuk memperoleh jenis tingkat lanjut," kata Kirby seperti dikutip dari Al Arabiya.

Dengan memberi Rusia UAV ini, Iran telah secara langsung memungkinkan perang agresi Rusia di Ukraina," kata Kirby dalam langkah terbaru oleh pemerintahan Biden untuk mendeklasifikasi beberapa intelijen seperti yang telah terjadi sejak dimulainya perang Rusia di Ukraina.

Sebagai tanggapan, Kirby mengatakan AS akan mengumumkan lebih banyak sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam peningkatan perdagangan militer antara kedua negara dalam beberapa hari mendatang.

Ditanya tentang banyaknya sanksi yang telah dijatuhkan pada Iran berhasil, dia menjawab, "Bukan berarti tidak ada ruang dan peluang untuk memberlakukan pembatasan baru," katanya.

Tentang apakah sanksi efektif, Kirby mengatakan sanksi adalah alat jangka panjang. "Namun seiring berjalannya waktu, efek itu dapat meningkat," katanya merujuk pada kontrol ekspor di Moskow, yang telah menghambat kemampuan Vladimir Putin untuk membuat amunisi berpemandu presisi.

Pejabat NSC mengatakan kemitraan pertahanan skala penuh Iran-Rusia berbahaya bagi Ukraina, Timur Tengah, dan komunitas internasional. "Kami menggunakan alat yang kami miliki untuk mengekspos dan mengganggu kegiatan ini dan kami siap untuk melakukan lebih banyak lagi," katanya.

TERKINI
Baleg DPR Hapus Batas Maksimal 34 Kementerian Negara KPU: Anggota DPR, DPD, DPRD sebagai Calon Kepala Daerah Harus Mundur Baleg DPR Sepakat Bentuk Panja RUU Pelayaran Gus Imin: Revisi UU Penyiaran Harus Serap Aspirasi Masyakarat dan Insan Media