Sabtu, 06/05/2023 07:26 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pandemi COVID-19 yang telah menewaskan lebih dari 6,9 juta orang, mengganggu ekonomi dan sosial dunia bukan lagi darurat kesehatan global.
"Kemarin, Komite Darurat bertemu untuk ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu. Oleh karena itu dengan harapan besar saya menyatakan COVID-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (5/5) waktu setempat.
Komite darurat WHO pertama kali menyatakan bahwa COVID-19 mewakili tingkat kesiagaan tertinggi lebih dari tiga tahun lalu, pada 30 Januari 2020. Status tersebut membantu memusatkan perhatian internasional pada ancaman kesehatan, serta memperkuat kolaborasi dalam vaksin dan pengobatan.
WHO mengatakan bahwa mencabut status COVID-19 sebagai darurat kesehatan global adalah tanda kemajuan yang telah dibuat dunia di bidang-bidang ini, tetapi virus tersebut akan tetap ada, bahkan jika itu tidak lagi darurat.
WHO Temukan Cacar Monyet Strain Mematikan Baru di Kongo
Senin, Penumpang Whoosh Diprediksi Meningkat 40 Persen
H-1 Lebaran, Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Rendah
Menurut data WHO, tingkat kematian telah melambat dari puncak lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2021 menjadi lebih dari 3.500 dalam seminggu hingga 24 April.
"Namun, bukan berarti COVID-19 sudah berakhir sebagai ancaman kesehatan global," kata Tedros
WHO tidak mengumumkan awal atau akhir pandemi, meskipun istilah COVID-19 mulai digunakan pada Maret 2020.
Tahun lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan pandemi telah berakhir. Seperti sejumlah negara lain, ekonomi terbesar dunia itu telah mulai membongkar keadaan darurat domestiknya untuk COVID-19, yang berarti akan berhenti membayar untuk hal-hal seperti vaksin.
Sumber: Reuters
Keyword : Organisasi Kesehatan DuniaWHODarurat Kesehatan MasyarakatPandemi COVID-19 Tedros Adhanom Ghebrey