Jum'at, 21/04/2023 07:45 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) mengerahkan pasukan untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi staf kedutaan AS di Sudan saat faksi-faksi yang bersaing bertempur di Khartoum.
"Kami mengerahkan kemampuan tambahan terdekat di kawasan itu untuk tujuan darurat terkait mengamankan dan berpotensi memfasilitasi keberangkatan personel Kedutaan Besar AS dari Sudan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan pada Kamis (19/4).
Lebih dari 300 orang tewas sejak pertempuran meletus Sabtu antara pasukan yang setia kepada panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter.
Beberapa pertempuran paling sengit terjadi di ibu kota Khartoum, sebuah kota yang berpenduduk lima juta orang, kebanyakan dari mereka mengurung diri di rumah mereka tanpa listrik, makanan, dan air.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
RSF, kekuatan kuat yang dibentuk dari anggota milisi Janjaweed yang memimpin kekerasan ekstrem selama bertahun-tahun di Darfur, mengatakan pasukannya akan sepenuhnya berkomitmen pada gencatan senjata penuh mulai Rabu malam selama 24 jam, seperti yang dilakukan tentara.
Tetapi para saksi mengatakan tembakan tidak berhenti di Khartoum, karena gencatan senjata lain dilanggar dalam beberapa menit dari yang seharusnya dimulai untuk kedua kalinya dalam beberapa hari.
Di luar Khartoum, saksi melaporkan ledakan keras di kota Obeid, di negara bagian tengah Kordofan Utara.
Sumber: Al Arabiya