Minggu, 16/04/2023 09:37 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Puluhan ribu orang turun ke jalan di Israel untuk memprotes rencana pemerintah untuk merombak peradilan, meskipun keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan proposal yang diperdebatkan.
Lebih dari 100.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi utama di Tel Aviv pada Sabtu (15/4), menurut penyiar Channel 12 Israel, dan demonstrasi yang lebih kecil terjadi di seluruh negeri. Protes balasan juga direncanakan di beberapa lokasi.
Penyelenggara protes, yang telah mengadakan protes mingguan ini selama lebih dari tiga bulan, bertujuan untuk mempertahankan momentum dan meningkatkan tekanan pada Netanyahu dan pemerintahannya sampai perubahan yang diusulkan dibatalkan.
Menghadapi penentangan dari masyarakat sipil, bagian dari tentara dan bahkan di dalam kabinetnya sendiri, Netanyahu menghentikan rencana perombakan pada akhir Maret, dengan mengatakan dia ingin menghindari perang saudara.
Tewaskan 33.000 Warga Palestina, Israel Masih Terus Memborbardir Gaza
Perpecahan dalam Koalisi Israel Menunjukkan Kembalinya Politik Seperti Biasa
Warga Lampiaskan Kemarahan kepada Netanyahu Lewat Pejabat yang Kunjungi RS
Rencana itu akan memberi Netanyahu, yang diadili atas tuduhan korupsi, dan sekutunya di pemerintahan garis keras Israel, keputusan akhir dalam menunjuk hakim negara.
Itu juga akan memberi parlemen, yang dikendalikan oleh sekutunya, wewenang untuk membatalkan keputusan Mahkamah Agung dan membatasi kemampuan pengadilan untuk meninjau undang-undang.
Para penentang mengatakan itu akan menghancurkan sistem check and balances dengan memusatkan kekuasaan di tangan Netanyahu dan sekutunya di parlemen.
Mereka juga mengatakan bahwa Netanyahu memiliki konflik kepentingan pada saat dia diadili.
Sumber: Al Jazeera