Pelaku Teror Masjid Quebec Serahkan Diri

Selasa, 31/01/2017 12:21 WIB

Quebac - Pria bersenjata yang berada dibalik serangan teror di Masjid Quebac telah teridentifikasi. Pelaku kabarnya seorang yang dikenal sebagai pendukung garis keras Donald Trump.

Dia adalah Alexandre Bisonnette, 27, mahasiswa University of Laval yang juga penduduk kota Quebec. Alexandre dikenal sebagai seseorang yang memiliki pandangan politik ekstrim yang terinspirasi dari tokoh nasionalis Prancis Marine Le Pen.

Vincent Boissoneault, salah satu mahasiswa hubungan International di Universitas of Laval yang juga merupakan teman Facebook Bisonnette mengklaim bahwa tersangka memang terkenal dengan pandangan negatifnya terhadap warga dan pengungsi asing, dan secara terang-terangan mengungkapkan dukungannya terhadap Trump dan Le Pen.

"Aku tidak menganggapnya sebagai orang yang benar-benar rasis, namun dia memang terpesona dan terpengaruh dengan gerakan nasionalis rasis", ungkap Boissoneault.

Alexandre menyerahkan diri dengan menelpon polisi setempat dan mengaku merasa bersalah setelah melakukan terror tersebut. Ia mengakui bahwa ia merupakan salah satu tersangka yang terlibat dalam penyerangan di masjid Quebec.

Penyerangan itu menelan enam orang korban jiwa dan lebih dari dua belas lainnya mengalami luka-luka, lima diantaranya sedang dalam kondisi kritis. Sebelumnya, polisi juga telah menangkap Khadir (tersangka lain teror masjid Quebec) di dekat masjid daerah Sainte-Foy Kota Quebec.

Dilansir dari Mirror, hanya berjarak 20 menit dari waktu penyerangan salah seorang penyerang menelpon pihak berwajib untuk menyerahkan diri, Alexandre mengaku menyesal telah terlibat dalam penembakan tersebut dan bahkan sempat mengancam untuk bunuh diri. Pada saat itu tersangka sedang berada di dalam mobilnya, Mitsubishi abu-abu di jalan tol Felix Lecrec.

Ia kemudian menepi di samping sungai St Lawrence, dekat jembatan Le d`Orleans, 12 mil dari masjid, dan kemudian menyerah kepada petugas bersenjata. Alexandre diketahui membawa dua senjata AK-47 dan satu pistol, petugas sempat khwatir terdapat bahan peledak di dalam mobil tersangka, namun kekhawatiran itu tidak terbukti.

Dewan nasional muslim Kanada mengutuk serangan tersebut dan menyatakan Islamofobia sedang marak di Kanada. Ihsa Gardee, Direktur Eksekutif organisasi menyatakan "Fakta bahwa serangan itu dilakukan di masjid menunjukkan bahwa ini adalah aksi terorisme" dan kejadian seperti ini adalah hal yang ditakutkan oleh muslim Kanada. Sejumlah insiden Islamophobia pun telah dilaporkan di Quebec dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa pihak menduga bahwa larangan muslim yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump menjadi penyulut munculnya kebencian serta tindakan kekerasan terhadap komunitas muslim. Menanggapi teror Minggu malam, polisi di kota-kota seperti Montreal dan New York kemudian ditempatkan di sekitar masjid untuk memberikan perlindungan tambahan dan juga sebagai tindakan pencegahan, agar kejadian serupa tak terulang lagi.

 

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya