Angkutan Kereta Api Jerman Diduga Disabotase Rusia

Senin, 10/10/2022 09:55 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Polisi Jerman pada Minggu (9/10) menyelidiki tindakan sabotase pada infrastruktur kereta api negara itu. Beberapa pejabat menuding Rusia di balik serangan itu pasca ledakan pipa gas Nord Stream.

Kabel komunikasi penting terputus di dua lokasi pada Sabtu (8/10). Hal ini memaksa layanan kereta api di utara dihentikan selama tiga jam, sehingga menyebabkan kekacauan perjalanan bagi ribuan penumpang.

Operator kereta api Deutsche Bahn mengatakan terjadi gangguan perjalanan akibat sabotase. Sementara itu, Menteri Transportasi Volker Wissing mengatakan, tindakan ini ditargetkan dan disengaja.

Harian terlaris Jerman, Bild, mengutip dokumen internal dari Kantor Polisi Kriminal Federal (BKA) yang mengatakan, dalam analisis awal insiden itu, bahwa tindakan sabotase yang diperintahkan oleh negara dapat dibayangkan"

Dokumen itu menunjuk ke TKP yang terpisah jauh di mana kabel-kabel terputus, di Herne di negara bagian Rhine-Westphalia Utara dan di Berlin di timur, sekitar 540 km jauhnya. BKA juga mencatat bahwa insiden itu terjadi tidak lama setelah ledakan bawah laut bulan lalu di pipa gas Nord Stream 1 dan 2 antara Jerman dan Rusia.

Sabotase pipa lebih lanjut meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat, yang sudah memuncak selama perang Ukraina, tetapi Moskow membantah terlibat dalam ledakan itu.

Anton Hofreiter, anggota parlemen Partai Hijau dan ketua komite urusan Eropa parlemen Jerman, mengatakan Rusia bisa jadi berada di balik gangguan kereta api.

"Untuk melakukan ini, Anda harus memiliki pengetahuan yang sangat tepat tentang sistem radio kereta api. Pertanyaannya adalah apakah kita sedang menghadapi sabotase oleh kekuatan asing," kata Hofreiter kepada kelompok surat kabar Funke.

Mengingat bahwa kebocoran Nord Stream mengarah ke Kremlin. "Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Rusia juga bisa berada di balik serangan terhadap layanan kereta api," katanya.

"Mungkin keduanya adalah tembakan peringatan karena kami mendukung Ukraina."

Polisi mengatakan penyelidikan atas insiden Sabtu masih terbuka lebar dan mereka belum secara terbuka menyebutkan tersangka. Menurut media lokal, pihak berwenang juga sedang menyelidiki apakah ekstremis sayap kiri bisa disalahkan.

Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang kerentanan infrastruktur penting Jerman, Hofreiter menyerukan €20 miliar (US$19 miliar) untuk diinvestasikan di tahun-tahun mendatang untuk meningkatkan keamanan, termasuk keamanan dunia maya.

Seorang pejabat senior militer Jerman memperingatkan bahwa serangan lebih lanjut mungkin terjadi. "Setiap pembangkit listrik, setiap pipa transportasi energi adalah target potensial," kata Mayor Jenderal Carsten Breuer kepada Bild, berbicara tentang meningkatnya "ancaman hibrida".

Partai CDU oposisi konservatif Jerman juga menyerukan pemantauan lebih dekat terhadap infrastruktur utama.

"Kita harus memikirkan kembali arsitektur keamanan Jerman dan Uni Eropa," kata anggota parlemen senior CDU Thorsten Frei kepada grup media RND. "Zaman modern perang hibrida mengharuskan kita untuk beradaptasi," katanya.

Sumber: AFP

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya