Nancy Pelosi Kecam Serangan Ilegal Azerbaijan terhadap Armenia

Senin, 19/09/2022 07:18 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengecam serangan ilegal Azerbaijan terhadap Armenia yang memicu pertempuran terburuk sejak perang mereka tahun 2020.

Kedua belah pihak saling menuduh memulai bentrokan perbatasan pada Selasa, yang merenggut nyawa lebih dari 200 orang.

"Kami sangat mengutuk serangan itu - atas nama Kongres - yang mengancam prospek perjanjian damai yang sangat dibutuhkan," kata Pelosi kepada wartawan di Yerevan, seperti dikutip dari AFP.

"Armenia memiliki kepentingan khusus bagi kami karena fokus pada keamanan menyusul serangan ilegal dan mematikan oleh Azerbaijan di wilayah Armenia," sambungnya.

"Serangan itu merupakan serangan terhadap (ke) kedaulatan Armenia," tambahnya.

Permusuhan antara musuh bebuyutan Kaukasus berakhir pada Kamis malam berkat mediasi oleh AS, kata ketua parlemen Armenia Alen Simonyan. Upaya sebelumnya oleh Rusia untuk menengahi gencatan senjata gagal.

"Kami berterima kasih kepada AS atas kesepakatan gencatan senjata rapuh yang dicapai melalui mediasi mereka," katanya kepada wartawan bersama Pelosi.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Minggu juga berbicara dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, menurut pembacaan Departemen Luar Negeri dari panggilan mereka.

"Blinken mendesak Presiden Aliyev untuk mematuhi gencatan senjata, melepaskan pasukan militer, dan bekerja untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan antara Armenia dan Azerbaijan melalui negosiasi damai," kata juru bicara Ned Price.

Kunjungan Pelosi menandai kedekatan yang berkembang antara Washington dan Yerevan di mana rasa frustrasi muncul atas kurangnya dukungan dari sekutu tradisional Armenia, Moskow, yang terganggu oleh perangnya yang hampir tujuh bulan di Ukraina.

Rusia, yang memiliki kewajiban perjanjian untuk membela Armenia jika terjadi invasi asing, tetapi juga memiliki hubungan dekat dengan Baku, tidak terburu-buru membantu Yerevan meskipun ada permintaan resmi untuk bantuan militer.

"Kami meminta bantuan militer dan permintaan kami tidak diterima. Jelas, kami tidak senang," kata ketua dewan keamanan Armenia, Artyom Grigoryan, Jumat.

Pelosi, yang tiba di Yerevan pada Sabtu untuk kunjungan tiga hari, adalah pejabat tertinggi AS yang melakukan perjalanan ke Armenia sejak negara kecil itu memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991.

Pada Minggu pagi, Pelosi yang menangis meletakkan bunga di puncak bukit Yerevan peringatan 1,5 juta orang Armenia yang terbunuh di Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I.

Armenia telah lama mencari pengakuan internasional atas pertumpahan darah sebagai genosida - klaim yang ditolak keras oleh Turki tetapi didukung oleh banyak negara lain.

Pelosi mengatakan bangga melakukan perjalanan ke Yerevan setelah Presiden AS Joe Biden secara resmi mengakui genosida Armenia tahun lalu. "Adalah kewajiban moral semua orang untuk tidak pernah lupa: kewajiban yang semakin mendesak karena kekejaman dilakukan di seluruh dunia, termasuk oleh Rusia terhadap Ukraina," kata Pelosi, Sabtu.

Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali - pada 1990-an dan 2020 - atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, sebuah kantong Azerbaijan yang berpenduduk Armenia.

"Dalam Kongres, dengan cara bipartisan, kami menganggap (sekutu Baku) Turki bertanggung jawab - serta Azerbaijan - atas konflik yang ada di Nagorno-Karabakh," tuturnya.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya