Rabu, 03/08/2022 06:11 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - China mengecam tindakan Amerika Serikat (AS) di Taiwan sebagai sangat berbahaya. Kecaman ini disampaiakan setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi tiba di pulau itu untuk kunjungan yang telah mengobarkan ketegangan antara negara adidaya.
"AS, pada bagiannya, telah berusaha menggunakan Taiwan untuk menahan China," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Beijing dalam sebuah pernyataan.
"Ini terus-menerus mendistorsi, mengaburkan, dan melubangi prinsip `Satu China`, meningkatkan pertukaran resminya dengan Taiwan, dan mendorong kegiatan separatis `kemerdekaan Taiwan`. Gerakan ini, seperti bermain api, sangat berbahaya. Mereka yang bermain api akan binasa karenanya," sambungnya.
Pernyataan itu menyebut Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah China.
Puluhan Pembelot Korea Utara yang Ditangkap oleh Polisi Rahasia Dinyatakan Menghilang
Tarik Pasukan dan Percepat Urusan Visa, India-China Sepakati Pakta Perbatasan Baru
Umumkan Penjualan Senjata ke Taiwan Usai Latihan Perang China, AS Klaim Terikat Hukum
Kunjungan Pelosi adalah kunjungan profil tertinggi oleh seorang pejabat AS ke pulau itu dalam 25 tahun. Ia terbang dengan pesawat militer AS ke Bandara Songshan Taipei dan disambut oleh Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu.
Ia mengatakan, kunjungan delegasi AS ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan yang semarak.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kunjungan Pelosi adalah pelanggaran serius terhadap prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS.
"Ini memiliki dampak yang parah pada landasan politik hubungan China-AS, dan secara serius melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China," tambahnya.
"Ini sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada pasukan separatis untuk kemerdekaan Taiwan. China dengan tegas menentang dan mengutuk keras ini, dan telah membuat demarche serius dan protes keras ke AS."
Pelosi mengatakan kunjungannya ke Taiwan sepenuhnya sejalan dengan kebijakan lama AS di Taiwan.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari perjalanan yang lebih luas ke kawasan Indo-Pasifik termasuk Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang, katanya dalam sebuah pernyataan tak lama setelah mendarat.
"Diskusi kami dengan kepemimpinan Taiwan akan fokus pada penegasan kembali dukungan kami untuk mitra kami dan untuk mempromosikan kepentingan bersama kami, termasuk memajukan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," katanya.
"Solidaritas Amerika dengan 23 juta orang Taiwan lebih penting hari ini daripada sebelumnya, karena dunia menghadapi pilihan antara otokrasi dan demokrasi," sambungnya.
Sumber: cna