Rusia Tuding Ukraina Bunuh Tawanan Perang dengan Sistem HIMARS

Jum'at, 29/07/2022 20:54 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Rusia menuduh Kyiv menyerang penjara yang menahan tawanan perang Ukraina di Ukraina timur yang dikuasai separatis. Serangan tersebut menewaskan 40 tahanan termasuk beberapa yang membela pabrik baja Azovstal Mariupol.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan rudal HIMARS menghantam pusat penahanan pra-persidangan di Olenivka, di wilayah Donetsk yang dikuasai separatis, pada Jumat malam.

"Empat puluh tawanan perang Ukraina tewas dan 75 terluka," kata kementerian itu dalam pengarahan hariannya, menambahkan bahwa pusat itu menahan para pejuang dari batalion Azov.

Pasukan itu telah menyerah awal tahun ini setelah tiga bulan pengepungan pabrik baja Mariupol dan dipindahkan ke wilayah yang dikuasai Rusia. "Delapan karyawan pusat penahanan juga terluka," kata Rusia.

Kyiv membantah telah melakukan pemogokan di penjara.

"Angkatan Bersenjata Ukraina, yang sepenuhnya mematuhi dan memenuhi prinsip-prinsip dan norma-norma hukum humaniter internasional, tidak pernah dan tidak melakukan penembakan terhadap infrastruktur sipil, terutama tempat-tempat di mana rekan-rekan tawanan perang kemungkinan akan disimpan," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Televisi Rusia menunjukkan apa yang tampak seperti barak yang hancur dan tempat tidur logam yang kusut, tetapi tidak ada korban yang terlihat.

Moskow mengklaim bahwa serangan itu adalah provokasi berdarah rezim Kyiv yang dirancang untuk mencegah pasukan Ukraina meletakkan senjata mereka. "Provokasi mengerikan ini dilakukan untuk mengintimidasi prajurit Ukraina," kata kementerian pertahanan.

Kremlin telah memainkan pengaruh batalion Azov, mengklaim bahwa anggotanya adalah neo-Nazi.

Azov dibentuk sebagai batalion sukarelawan pada tahun 2014 untuk melawan pasukan yang didukung Rusia dan sejak itu telah diintegrasikan ke dalam tentara Ukraina.

Kelompok itu mengklaim mencakup berbagai pandangan politik, tetapi beberapa pemimpinnya diketahui memiliki gagasan sayap kanan.

Legislator Leonid Slutsky, salah satu negosiator Rusia dalam pembicaraan damai yang macet dengan Ukraina, pada bulan Mei menyebut para pejuang yang dievakuasi sebagai "binatang dalam bentuk manusia" dan mengatakan mereka harus menerima hukuman mati.

"Mereka tidak pantas hidup setelah kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan dan yang dilakukan terus menerus terhadap tahanan kami," katanya.

Amerika Serikat telah mengirim M142 HIMARS ke Ukraina yang dilanda perang sebagai bagian dari paket bantuan keamanan senilai $700 juta untuk Ukraina yang juga mencakup helikopter, sistem senjata anti-tank Javelin, kendaraan taktis, suku cadang, dan banyak lagi.

Dalam sebuah op-ed di New York Times pada Mei, Presiden Joe Biden menulis bahwa AS akan menyediakan Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang target utama di medan perang di Ukraina, meskipun ia tidak menyebutkan nama sistemnya.

Analis mengatakan HIMARS jauh lebih akurat daripada sistem roket lain yang saat ini digunakan oleh pasukan Ukraina.

Sumber: Aljazeera

TERKINI
Akhir Musim, Oliver Giroud Tinggalkan AC Milan KPK Sita Mobil Mercedes Benz Sprinter Diduga Milik SYL KPK Duga Biduan Nayunda Nabila Dapat Uang dan Barang dari SYL KPK Geledah Kantor ESDM dan PTSP Pemprov Maluku Utara