Kamis, 02/06/2022 09:22 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai $700 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun. Bantuan tersebut termasuk sistem roket jarak jauh.
"Paket baru ini akan mempersenjatai (Ukraina) dengan kemampuan baru dan persenjataan canggih, termasuk HIMARS dengan amunisi medan perang, untuk mempertahankan wilayah mereka dari kemajuan Rusia," kata Presiden AS, Joe Biden dikutip dari Alarabiya News.
"Kami akan terus memimpin dunia dalam memberikan bantuan bersejarah untuk mendukung perjuangan Ukraina untuk kebebasan," tambahnya.
Pejabat senior administrasi Biden mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Ukraina berjanji untuk tidak menyerang di dalam Rusia dengan sistem roket canggih dari AS. Menurut para pejabat, sistem roket baru akan mampu mencapai target hingga 48 mil jauhnya.
Berupaya Ciptakan Zona Penyangga, Rusia Terus Serang Kharkiv di Ukraina
Rayakan Kemenangan Perang Dunia II, Putin Peringatkan Risiko Bentrokan Global
Rusia Sebut Tentara AS yang Ditahan Didakwa Mencuri dan Sebabkan Kerusakan Signifikan
Pentagon mengatakan bantuan terbaru itu merupakan bagian dari penarikan peralatan yang kesebelas dari inventaris Departemen Pertahanan AS untuk Ukraina sejak Agustus 2021. Bantuan itu akan mencakup:
Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan amunisi Lima radar kontra-artileri Dua radar pengawasan udara 1.000 Lembing dan 50 Unit Peluncuran Perintah 6.000 senjata anti-armor 15.000 peluru artileri 155mm Empat helikopter Mi-17 15 kendaraan taktis Suku cadang dan peralatanWakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Colin Kahl mengatakan kepada wartawan bahwa empat sistem HIMAR akan dikirim ke Ukraina pada awalnya dan bahwa pelatihan sistem ini akan memakan waktu tiga minggu.
Pentagon mengatakan penarikan ini telah membawa jumlah total bantuan militer AS yang berkomitmen untuk Ukraina menjadi sekitar $5,3 miliar sejak Biden menjabat.
Sekitar $4,6 miliar dari bantuan itu dijanjikan sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan rakyat Ukraina terus berjuang untuk mempertahankan demokrasi Ukraina yang bebas menentukan masa depannya sendiri. "AS, bersama dengan Sekutu dan mitra kami, akan mendukung Ukraina selama yang diperlukan," katanya dalam sebuah pernyataan.