Sabtu, 21/05/2022 10:44 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara melaporkan lebih dari 200.000 pasien baru menderita demam selama lima hari berturut-turut saat negara itu memerangi wabah COVID-19 pertama yang dikonfirmasi, kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan pada Sabtu (21/5), mengutip penyiar negara Utara.
Gelombang COVID-19 yang sedang berlangsung, yang diumumkan pekan lalu, telah memicu kekhawatiran atas kurangnya vaksin, infrastruktur medis yang tidak memadai, dan potensi krisis pangan di negara berpenduduk 25 juta yang menolak bantuan dari luar dan menutup perbatasannya.
Setidaknya 219.030 orang menunjukkan gejala demam pada Jumat malam, menjadikan jumlah total kasus tersebut menjadi 2.460.640, Televisi Pusat Korea (KCTV) melaporkan mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara, menurut Yonhap. Korban tewas naik satu menjadi 66.
Yonhap tidak merinci berapa banyak orang yang dinyatakan positif terkena virus, dan Reuters tidak dapat memverifikasi laporan itu secara independen.
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Tanpa kampanye vaksinasi nasional dan kemampuan pengujian yang terbatas, data harian yang dirilis oleh media pemerintah dapat tidak dilaporkan, dan mungkin sulit untuk menilai skala gelombang COVID-19, kata para ahli.
Badan hak asasi manusia PBB telah memperingatkan konsekuensi "menghancurkan" bagi 25 juta orangnya, sementara Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan penyebaran yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya varian baru yang lebih mematikan.
Sumber: Reuters
Keyword : Korea UtaraDemamKasus COVID-19