Kamis, 14/04/2022 19:55 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Barisan Nusantara (Barnas) mengkritik pernyataan anggota DPR RI, Masinton Pasaribu, yang memberikan julukan `Brutus` kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (LBP).
Deklarator Barnas, Sandy Patriana Mahura, pernyataan tersebut sangat tidak elok. Padahal, sebagai wakil rakyat mesti mengedepankan etika, alih-alih luapan emosi di depan media.
"Menolak semua pernyataan dan tuduhan sang ahli penuduh Masinton kepada LBP sebagai tidak berdasar dan penuh muatan politis. Menganggap LBP Brutus berarti Masinton telah menyamakan posisi ibu Megawati saat bersama Gus Dur," kata Sandy dalam keterangannya pada Kamis (14/4).
"Masinton secara sistematis melakukan manuver pembusukan dan insinuasi politik secara serampangan dan gegabah," imbuh dia.
Adian Temui Pendemo, Ajak Perwakilan Massa dan Mahasiswa Duduk Bareng di Fraksi PDIP
Legislator Sebut Ide Luhut Ganti Solar dan Pertalite Merugikan Rakyat
DPR Minta KPK Tindaklanjuti Dugaan Korupsi Menko Luhut
Adapun terkait peran Luhut dalam kabinet yang dipimpin Jokowi, lanjut Barnas, tidak melebihi kapasitas sesuai jabatannya. Sehingga, tidak ada peran tunggal seorang pembantu presiden.
"Namun, seorang pembantu presiden seperti Ketua Partai boleh dilindungi para pembantunya sebagai bagian dari doktrin logika loyalitas. Seperti halnya Masinton melindungi partai, sekjen, atau ketua umumnya dari serangan publik," lanjut Sandy.
Barnas juga meminta semua pihak dalam koridor pemerintahan koalisi, menjaga dan menafkahi persatuan dengan ikhlas, bukan saling menjatuhkan.
"Negeri ini memerlukan lebih banyak orang untuk bersatu daripada berseteru," tutup dia.
Sebelumnya, Masinton menuding Luhut aktif menggalang kekuatan politik untuk mendukung wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Di antaranya dengan klaim big data, penggalangan kepala desa, dan ketua umum parpol.