Selasa, 20/12/2016 19:43 WIB
Turki - Penembakan Duta Besar Rusia untuk Ankara, Andrei Karlov oleh seorang polisi bernama Mevlut Mert Altintas di sanggar seni ibukota Ankara, Turki, menjadi cerita seorang pewarta foto dari kantor berita Associated Press, Burhan Ozbilici. Dialah yang menjadi salah satu saksi penembakan langsung.
Inilah cerita kesaksian Ozbilici yang dilansir bbc. Pameran ini diberi nama "Dari Kaliningrad hingga ke Kamchatka, di mata para penikmat perjalanan". Seperti namanya, pameran ini menampilkan foto-foto kawasan Baltik di barat hingga Semenanjung Kamchatka di timur.Saya memutuskan untuk datang ke acara ini hanya karena lokasinya saya lewati dalam perjalanan pulang. Ketika saya tiba di lokasi, acara sudah dimulai dan Dubes Karlov baru saja memulai sambutannya. Saya mengambil beberapa foto dengan harapan siapa tahu foto ini berguna untuk menjadi ilustrasi artikel hubungan Turki-Rusia.Gaya bicara Karlov sangat kalem tapi saya bisa menangkap kecintaannya terhadap tanah airnya, Rusia. Sesekali ia berhenti berbicara untuk memberi kesempatan petugas menerjemahkan sambutannya ke dalam bahasa Turki.Dari gaya bicaranya Dubes Karlov sepertinya orang yang sederhana dan rendah hati.Kesan saya dari acara ini adalah, pameran foto ini tak ubahnya seperti acara lain yang rutin di Ankara, tak ada yang terlalu istimewa. Bahkan ketika seseorang dengan jas gelap tiba-tiba mengeluarkan senjata, saya menganggapnya sebagai aksi teatrikal.Ternyata, aksi ini sungguhan dan sepertinya sudah direncanakan dengan sangat matang. Saya memerlukan waktu beberapa saat untuk menyadari apa yang terjadi di depan mata saya.Ia setidaknya menembak delapan kali, terdengar sangat keras di ruangan galeri yang bersih dan rapi. Begitu pistol menyalak, orang-orang berhamburan, berlari dan mencari apa pun yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung.Tubuh Dubes Karlov tersungkur dan tergelatak di lantai, hanya beberapa meter dari tempat saya berdiri. Tak ada darah di sekitarnya, mungkin ia ditembak di bagian punggung.Pada momen ini saya juga tersadar: seseorang baru saja meninggal dunia, tepat di depan saya.Saya ketakutan dan kebingungan, namun di tengah perasaan yang tak karuan ini saya bisa mencari tempat yang relatif aman di balik tembok. Di sinilah saya melakukan tugas saya sebagai wartawan: mengambil foto.Dari balik tembok saya menyaksikan pria bersenjata -yang belakangan diketahui sebagai anggota polisi bernama Mevlut Mert Altintas- mengacungkan senjata di depan orang-orang yang berlindung di ruangan.Keyword : Tembak Dubes Rusia Mevlut Mert Altintas