Sita Aset Afganistan, AS Dinilai Abaikan Kemanusiaan

Senin, 14/03/2022 17:31 WIB

Jakarta, Jurnas.com- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyita aset milik Afganistan senilai 3,5 miliar dolar atau setara Rp 50 triliun. Dalihnya pemerintah Afganistan sebelumnya terlibat dalam kegiatan terorisme dan dana tersebut akan didonasikan untuk korban World Trade Center, 9 November, atau 911.

Dilansir The Associated Press, rakyat Afganistan menolak keputusan Washington itu dengan cara turun ke jalan. Mereka menilai langkah AS tidak manusiawi dan tidak bisa membalas budi kepada rakyat Afganistan yang telah membantu dalam memerangi terorisme.

Kebijakan ini sontak menuai kecamatan dari banyak negara. Beberapa negara yang menolak sikap AS tersebut di antaranya Tiongkok.

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah penyitaan aset negara lain adalah kebijakan yang sangat tidak berperikemanusiaan. Terlebih penyitaan dilakukan terhadap Afghanistan, negera yang hancur akibat pendudukan oleh AS.

"Klaim hasil penyitaan tersebut akan diberikan pada para korban peristiwa 911 itu adalah tidak sebanding engan kerusakan lahir batin yang diderita rakyat Afghanistan, selama 20 tahun penjajahan tersebut," katanya.

Rakyat Afghanistan telah terpecah belah, kata pria yang akrab disapa Reza, hilang kebanggaanya atas sejarah mereka, walau tiada hentinya mengais bantuan internasional yang tidak kunjung datang, karena masa depan mereka tersandera oleh egoisme AS di PBB.

Menurut dia cara serupa tengah dilakukan AS terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina. Ia meyakini jurus yang dilakukan Washington akan menjadi buah simalakama.

Negara-negara raksasa ekonomi seperti Arab Saudi dan Uni Arab Emirat akan secara sunguh-sungguh mempelajari kebijakan sanksi ekonomi dan pembekuan aset AS. "Alangkah baiknya jika pemerintah Indonesia meningkatkan kualitas perundang-undangan dan prosedur dibidang investasi, sehingga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang ramah dan berdaya saing," tandasnya.

TERKINI
Calon Presiden Lituania Bersumpah untuk Melawan Ancaman Rusia Tingkatkan Tekanan Militer di Rafah, Israel Mendorong Kembali Warga ke Gaza Utara Pengacara Warga As yang Ditangkap di Australia Tanpa Sadar Bekerja dengan Peretas China Stafsus SYL Minta Kementan Danai Pengadaan Paket Sembako Rp1,9 Miliar