Jum'at, 04/03/2022 13:15 WIB
BEIJING, Jurnas.com - Bank Investasi Infrastruktur Asia yang didukung China mengatakan akan menangguhkan bisnis yang terkait dengan Rusia dan Belarusia, yang telah terkena sanksi internasional besar-besaran atas invasi ke Ukraina.
"Demi kepentingan terbaik bank, manajemen telah memutuskan bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan Rusia dan Belarusia ditangguhkan dan sedang ditinjau," kata AIIB dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (4/3).
Pihak bank menambahkan bahwa secara aktif memantau situasi di Ukraina dan bahwa manajemen akan melakukan yang terbaik untuk menjaga integritas keuangan AIIB.
Lembaga keuangan multilateral, yang digagasa Presiden China, Xi Jinping diluncurkan pada 2016 untuk melawan dominasi Barat atas Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone
Rusia adalah salah satu anggota pendiri AIIB dan memegang sekitar 6 persen suara dalam operasinya. Ia juga memiliki kursi di dewan direksi bank.
Rusia adalah pemangku kepentingan terbesar ketiga di belakang China yang memegang hampir 27 persen hak suara dan India.
Situs web AIIB menunjukkan, sejauh ini telah menyetujui dua proyek Rusia dengan pembiayaan US$ 800 juta. Hanya sebagian kecil dari portofolio pinjamannya ada di Rusia.
Dua proyek untuk Belarus juga telah diusulkan, di bidang kesehatan masyarakat dan transportasi.
"AIIB siap untuk memberikan pembiayaan secara fleksibel dan cepat dan mendukung anggota yang terkena dampak buruk perang," kata bank tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara Rusia dan Belarus adalah anggota bank, Ukraina tidak.
Sementara sebagian besar pemerintah bereaksi terhadap invasi Rusia dengan sanksi, Beijing, yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin tidak mengutuk atau menyuarakan dukungan langsung.
Lembaga keuangan dan bisnis di seluruh dunia berebut untuk menjauhkan diri dari Rusia dan Belarusia karena konflik.
Bank Pembangunan Baru yang berbasis di Shanghai, didirikan sekitar waktu yang sama dan untuk alasan yang sama dengan AIIB, juga mengatakan telah menangguhkan transaksi baru di Rusia.