Australia Janjikan Ukraina Rp992 Miliar dalam Bentuk Senjata

Selasa, 01/03/2022 11:48 WIB

Sydney, Jurnas.com - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menjanjikan bantuan senilai US$70 juta (Rp992 miliar) untuk membeli peralatan militer dan senjata untuk Ukraina.

Ini merupakan bagian dari upaya Barat yang terkoordinasi untuk membantu angkatan bersenjatanya melawan invasi Rusia.

Pemerintah juga memberikan sekitar US$35 juta dukungan kemanusiaan untuk membantu organisasi internasional yang melayani warga Ukraina yang melarikan diri dari negara itu, dan mencari suaka di wilayah tetangga.

"Sebagian besar dari itu (US$70 juta) akan berada dalam kategori mematikan," kata Morrison dikutip dari ABC News pada Selasa (1/3).

"Kami berbicara tentang rudal, amunisi, kami berbicara untuk mendukung mereka dalam membela tanah air mereka sendiri di Ukraina," sambung dia.

Tetapi Perdana Menteri mengatakan dia tidak akan membahas lebih spesifik tentang dukungan baru tersebut.

"Saya tidak berencana memberi tahu pemerintah Rusia tentang apa yang akan terjadi pada mereka, tetapi saya dapat meyakinkan mereka, itu akan datang kepada Anda," tegas dia.

Dia juga meningkatkan serangan verbalnya terhadap Rusia, dengan mengatakan bahwa Rusia harus benar-benar diisolasi oleh komunitas internasional.

"Mereka telah memilih diri mereka sendiri sebagai negara paria. Begitulah seharusnya mereka dikenal di seluruh dunia. Tidak ada yang boleh berhubungan dengan mereka," ujar Morrison.

Tetapi ketika ditanya apakah Rusia harus dikeluarkan dari G20, dia lebih memilih diam, menekankan Australia dan negara-negara anggota lainnya masih membahas masalah "sensitif" dengan Indonesia, yang saat ini memegang kursi kepresidenan G20.

Morrison mengatakan pemerintah menerima sekitar 100 aplikasi visa dari mereka yang berada di Ukraina setiap hari, yang masih diproses sebagai "prioritas utama".

Orang-orang yang ingin datang ke Australia dari Ukraina telah didesak untuk mengajukan berbagai visa yang ditawarkan, bukan hanya yang tersedia untuk pengungsi.

"Mereka adalah aplikasi visa di seluruh program migrasi sehingga mereka menawarkan visa sementara untuk keterampilan, visa pendidikan, visa reuni keluarga," katanya.

"Untuk beberapa dari mereka yang menggunakan visa sementara, perhatian mereka akan berbeda, mereka ingin datang ke Australia untuk jangka waktu tertentu dan saya yakin mereka akan ingin kembali ke negara asal mereka," tutup dia.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya