Selasa, 01/03/2022 07:27 WIB
WASHINGTON, Jurnas.com - Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat (AS) mengatakan, Rusia menggunakan bom vakum atau bom termobarik saat melakukan invasi ke Ukraina.
"Mereka menggunakan bom vakum hari ini, yang sebenarnya dilarang oleh konvensi Jenewa," kata Duta Besar Oksana Markarova setelah pertemuan dengan anggota parlemen, dikutip dari Reuters, Selasa (1/3).
"Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar," sambungnya.
Ia mengatakan, Ukraina bekerja secara aktif dengan pemerintahan Presiden AS, Joe Biden dan Kongres untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan sanksi yang lebih keras.
Pasukan Ukraina di Dekat Chasiv Yar yang Terkepung Disebut Sangat Membutuhkan Amunisi
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
"Mereka harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya kepada wartawan setelah meninggalkan pertemuan.
Bom vakum menggunakan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi, biasanya menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama daripada ledakan konvensional.
Menurut Human Rights Watch, senjata termobarik telah digunakan di Chechnya dengan dampak yang sangat mengerikan. Penggunaan bom termobarik telah dikutuk oleh beberapa LSM.