Minggu, 27/02/2022 21:10 WIB
TOKYO, Jurnas.com - Perdana Menteri Fumio Kishid mengatakan, Jepang akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya memblokir akses bank-bank Rusia tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT.
Tokyo akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin dan memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai US$100 juta ke Kyiv, kata Kishida kepada wartawan.
"Invasi Rusia ke Ukraina ini adalah upaya sepihak untuk mengubah status quo dan mengguncang tatanan internasional hingga ke intinya," kata Kishida pada Minggu (27/2).
"Kita harus tetap bersatu dan mengambil tindakan tegas," sambungnya.
Calon Presiden Lituania Bersumpah untuk Melawan Ancaman Rusia
Selama 9 Bulan, Taylor Swift Persiapkan Lagu-lagu TTPD untuk Eras Tour di Eropa
Eras Tour di Paris, Taylor Swift Kenalkan Kostum Baru The Tortured Poets Department
SWIFT adalah sistem pesan aman yang memfasilitasi pembayaran lintas batas yang cepat, membuat arus perdagangan internasional lancar dan mentransfer triliunan dolar setiap tahun yang telah menjadi mekanisme utama untuk membiayai perdagangan internasional.
Keputusan Kishida datang setelah AS dan sekutunya mengambil langkah serupa pada Sabtu (26/2), langkah yang terlihat memberikan pukulan bagi perdagangan Rusia dan mempersulit perusahaan Rusia untuk melakukan bisnis.
Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, dengan cepat menyambut baik tindakan sanksi Jepang.
"AS berharap untuk berkoordinasi erat dengan Jepang dalam beberapa hari mendatang untuk menerapkan langkah-langkah ini dan untuk mengambil langkah lebih lanjut bersama dengan G7 dan mitra yang berpikiran sama untuk membebankan biaya pada Presiden Putin atas keputusannya yang sembrono untuk berperang di Ukraina," katanya dalam keterangan tertulis.