Selasa, 18/01/2022 06:22 WIB
SEOUL, Jurnas.com - Korea Utara mengatakan, pihaknya melakukan uji tembak dua peluru kendali taktis sehari sebelumnya untuk memverifikasi keakuratan sistem senjata itu.
"Dua peluru kendali taktis yang diluncurkan di wilayah barat Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) tepat mengenai sasaran pulau di Laut Timur Korea," kata kantor berita negara KCNA, Selasa (18/1).
"Akademi Ilmu Pertahanan mengkonfirmasi keakuratan, keamanan, dan efisiensi pengoperasian sistem senjata yang sedang diproduksi," kata KCNA.
Penembakan Senin yang disebut Korea Selatan rudal balistik jarak pendek menandai uji coba senjata keempat Korea Utara bulan ini saat Pyongyang mengerahkan kekuatan militernya sambil mengabaikan tawaran pembicaraan dari Amerika Serikat (AS).
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Korea Utara Merilis Lagu yang Memuji Pemimpin Kim sebagai Ayah yang Ramah
Meski mendapat sanksi internasional, Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba senjata tahun ini, termasuk rudal hipersonik, saat pemimpin Kim Jong Un mengejar tujuannya untuk memperkuat militer lebih lanjut.
Terhuyung-huyung secara ekonomi dari blokade virus corona yang dipaksakan sendiri, Korea Utara yang miskin belum menanggapi tawaran pembicaraan Washington, sementara menggandakan tes senjata dan bersumpah akan menanggapi "lebih kuat dan pasti" terhadap setiap upaya untuk mengendalikannya.
Peluncuran itu dilakukan pada saat yang sulit di kawasan itu, dengan satu-satunya sekutu utama Korea Utara, China, akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin bulan depan dan Korea Selatan bersiap untuk pemilihan presiden pada bulan Maret.
Tes terbaru ini pertama kali dilaporkan oleh Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan serta Jepang.
Sebagai tanggapan, Negeri Paman Sam meminta Korea Utara pada Senin (17/1) untuk menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan tidak stabil.
Dalam panggilan telepon dengan pejabat Korea Selatan dan Jepang, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim, menyatakan keprihatinan tentang peluncuran rudal dan mendesak Pyongyang untuk kembali berdialog tanpa prasyarat.
Sumber: AFP