PBB Kututk Pembakaran 30 Warga Sipil di Myanmar

Senin, 27/12/2021 06:05 WIB

Naypyidaw, Jurnas.com -  Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Minggu "terkejut" oleh laporan yang dapat dipercaya bahwa sedikitnya 35 warga sipil tewas dan tubuh mereka dibakar di Myanmar.

Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children masih hilang setelah kendaraan mereka termasuk di antara beberapa yang diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kaya timur.

Sebuah kelompok pemantau dan media lokal menyalahkan serangan itu pada pasukan militer.

"Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Senin (27/12).

Dia menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari, dengan lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, menurut kelompok pemantau lokal.

"Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan pemerintah militer, dan telah menarik militer ke dalam kebuntuan berdarah bentrokan dan pembalasan.

Pada Sabtu, foto-foto muncul di media sosial yang dimaksudkan untuk menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah, dengan sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya.

Seorang anggota kelompok PDF lokal mengatakan para pejuangnya telah menemukan kendaraan itu Sabtu pagi setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso setelah bentrokan dengan para pejuangnya di dekatnya pada hari Jumat.

"Ketika kami pergi untuk memeriksa di daerah pagi ini, kami menemukan mayat dibakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat," katanya kepada AFP tanpa menyebut nama, Sabtu.

"Kami menemukan 27 tengkorak," kata saksi lain yang tidak mau disebutkan namanya, dan mengatakan ada mayat lain yang tidak bisa dihitung.

Save the Children mengatakan Sabtu malam bahwa dua staf Myanmar telah "terjebak" dalam insiden itu dan hilang.

Keduanya telah melakukan perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut, kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa mereka telah menangguhkan pekerjaannya di beberapa wilayah.

Pemerintah militer Myanmar sebelumnya mengatakan pasukannya telah diserang di Hpruso pada hari Jumat setelah mencoba menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan "cara yang mencurigakan".

Pasukan telah membunuh sejumlah orang dalam bentrokan berikutnya, juru bicara Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, tanpa memberikan rincian.

Pemantau Saksi Myanmar mengatakan telah mengkonfirmasi laporan media lokal dan laporan saksi dari pejuang lokal "bahwa 35 orang termasuk anak-anak dan wanita dibakar dan dibunuh oleh militer pada 24 Desember di kotapraja Hpruso".

Data satelit juga menunjukkan kebakaran terjadi sekitar pukul 1 siang pada hari Jumat di Hpruso, tambahnya.

AFP tidak dapat mengkonfirmasi laporan seputar bentrokan itu, tetapi wartawan verifikasi digital AFP mengatakan gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan insiden itu belum muncul secara online sebelum Jumat malam.

Kelompok-kelompok PDF telah mengejutkan tentara dengan keefektifannya, kata para analis, ketika militer berjuang untuk mematahkan perlawanan terhadap kekuasaannya. (AFP)

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya