PBB Tunjuk Diplomat AS Mediasi Konflik di Libya

Selasa, 07/12/2021 16:06 WIB

New York, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menunjuk diplomat Amerika Serikat (AS), Stephanie Williams, untuk memimpin upaya mediasi di Libya.

Penunjukkan ini dilakukan setelah utusan khususnya mundur, hanya beberapa minggu menjelang pemilihan yang direncanakan di negara yang dilanda perang itu.

Utusan khusus PBB untuk Libya, Jan Kubis, akan mengundurkan diri pada Jumat pekan ini. Guterres secara informal menyarankan diplomat veteran Inggris Nicholas Kay sebagai pengganti, tetapi Rusia menyatakan tidak mendukung Kay.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (7/12), Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang dan bekerja berdasarkan konsensus, harus menyetujui penunjukan diplomat baru.

Guterres menunjuk Williams sebagai penasihat khususnya, yang tidak memerlukan persetujuan dewan. Williams adalah penjabat utusan khusus di Libya setelah Ghassan Salame berhenti pada Maret 2020 karena stres, dan sebelum Kubis disetujui pada Januari 2021.

Kubis, yang telah berbasis di Jenewa, bulan lalu mengaku ada kebutuhan untuk mengisi kepala utusan yang berbasis di ibukota Libya, Tripoli, dan dia mengundurkan diri untuk menciptakan kondisi ini.

"Williams akan memimpin jasa baik dan upaya mediasi dan keterlibatan dengan pemangku kepentingan regional dan internasional Libya untuk mengejar implementasi tiga jalur dialog intra-Libya, yaitu politik, keamanan dan ekonomi, dan mendukung penyelenggaraan pemilihan presiden dan parlemen di Libya," juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Libya jatuh ke dalam kekacauan setelah penggulingan otokrat lama Muammar Gaddafi yang didukung NATO pada 2011. Pada Oktober tahun lalu, dua pihak utama dalam perang saudara Libya sepakat melakukan gencatan senjata.

Sebuah forum politik PBB tahun lalu menuntut pemilihan parlemen dan presiden berlangsung pada 24 Desember, sebagai bagian dari peta jalan mengakhiri perang. Namun, perselisihan mengenai pemungutan suara yang direncanakan bepotensi menggagalkan proses perdamaian.

Pemilihan presiden putaran pertama ditetapkan pada 24 Desember dan pemilihan parlemen ditunda hingga Januari atau Februari. Namun, aturan untuk pemilihan belum disepakati.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati