Senin, 06/12/2021 16:30 WIB
PHNOM PENH, Jurnas.com - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mengatakan, berencana mengunjungi Myanmar untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin junta militer Min Aung Hlaing, Senin (6/12).
Dikutip dari Reuters, dia mengatakan, para pejabat junta harus diundang ke pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Ada kemungkinan besar saya akan mengunjungi Naypyidaw untuk bertemu dengan Jenderal Min Aung Hlaing untuk bekerja dengannya. Jika saya tidak bekerja dengan pimpinan, dengan siapa saya bisa bekerja?" kata Hun Sen.
Posisi Myanmar sebagai anggota dari 10 negara ASEAN menjadi sorotan setelah kudeta 1 Februari. Pemimpin junta militer Min Aung Hlaing tidak diundang menghadiri pertemuan puncak tahunan ASEAN pada Oktober yang diselenggarakan Brunei setelah gagal mencapai konsensus.
Konsensus Kebangsaan Menjamin Peningkatkan Partisipasi Perempuan di Ruang Publik
ALFI Dorong RI Jadi Pusat Perdagangan dan Investasi di Asean
BKSAP DPR Konsisten Perjuangkan Kesetaraan Gender di Parlemen
Tapi Hun Sen menyarankan semua 10 anggota akan mendapatkan perwakilan. "Ini adalah anggota keluarga ASEAN, mereka harus memiliki hak untuk menghadiri pertemuan," katanya dalam komentar saat upacara peresmian proyek konstruksi yang didanai China.
Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk militer akan mengunjungi Kamboja pada Selasa (7/12), dan Hun Sen mengatakan dalam sambutannya dia kemungkinan akan mengunjungi Myanmar segera.
Hun Sen merujuk pada konvensi lama ASEAN untuk tidak ikut campur dalam urusan internal masing-masing. "Di bawah piagam ASEAN, tidak ada yang memiliki hak untuk mengusir anggota lain," kata dia menambahkan.
Myanmar berada dalam krisis sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Keyword : ASEANKamboja Hun SenMin Aung Hlaing