WHO Minta Vaksin COVID-19 Diprioritaskan ke Negara Miskin

Kamis, 25/11/2021 00:57 WIB

JENEWA, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, risiko anak-anak dan remaja lebih rendah terkena penyakit COVID-19 yang parah. Karena itu, pemerintah harus memprioritaskan vaksin kepada orang dewasa dan negara miskin.

Beberapa kasus langka peradangan jantung yang disebut miokarditis telah dilaporkan pada pria muda yang menerima vaksin berdasarkan teknologi mRNA - Pfizer BioNtech dan Moderna - tetapi ini umumnya ringan dan merespons pengobatan.

"Meskipun risiko itu belum sepenuhnya ditentukan, itu lebih kecil daripada risiko miokarditis yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2," katanya.

Pedoman sementara WHO dikeluarkan karena lebih banyak badan pengatur mengizinkan vaksin tertentu untuk digunakan pada anak-anak, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa, India dan Israel, dan yang terbaru Kanada minggu lalu.

"Karena anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa, kecuali jika mereka berada dalam kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah, vaksinasi terhadap mereka kurang mendesak dibandingkan orang tua, mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, dan petugas kesehatan," kata WHO.

"Anak-anak dapat mengalami covid-19 lama dengan gejala yang berkepanjangan tetapi ini masih dalam penyelidikan," sambungnya.

WHO mengatakan, beberapa faktor risiko COVID-19 parah pada anak-anak telah dilaporkan termasuk usia yang lebih tua, obesitas dan kondisi yang sudah ada sebelumnya termasuk diabetes tipe 2, asma dan penyakit jantung.

Mempertahankan pendidikan untuk semua anak usia sekolah harus menjadi prioritas penting selama pandemi, meskipun langkah-langkah mitigasi penularan mungkin diperlukan di sekolah, kata WHO.

Mengingat kendala pasokan vaksin, program imunisasi harus fokus pada perlindungan kelompok yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit dan kematian, kata WHO.

"Karena banyak bagian dunia menghadapi kekurangan vaksin yang ekstrem, negara-negara dengan cakupan tinggi pada populasi berisiko harus memprioritaskan pembagian global vaksin COVID-19 sebelum memvaksinasi anak-anak, remaja," katanya.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati