Tingkatkan Produksi Udang, KKP Kembangkan Tambak Modern

Sabtu, 06/11/2021 22:44 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis, bisa untuk mewujudkan tambak modern, dengan manajemen terintegrasi, dalam rangka meningkatkan produksi udang nasional.

"Kami juga akan membangun tambak modern yang akan menerapkan sistem manajemen terintegrasi untuk menjaga kualitas air, benih, dan pakan," kata Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/11).

Trenggono menambahkan, untuk menggenjot produktivitas ekspor produk perikanan khususnya udang, KKP telah menyusun sejumlah langkah strategis.

Menurut dia, kebijakan strategis tersebut di antaranya adalah akan merevitalisasi 14.000 hektare tambak tradisional yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

"Revitalisasi ini untuk meningkatkan produktivitas tambak tradisional dari yang tadinya 0,6 ton/hektare menjadi 2 ton. Di samping itu, revitalisasi dilakukan agar kegiatan budidaya berjalan ramah lingkungan," paparnya.

Ia juga mengapresiasi bahwa berdasarkan data BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan tumbuh 4,55 persen pada kuartal ketiga tahun 2021 (y-on-y), serta dari sisi ekspor, sektor perikanan menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan sepanjang tahun ini dibanding tahun sebelumnya.

Mengenai kinerja ekspor produk perikanan, Menteri Trenggono menjelaskan, secara kumulatif pada periode Januari hingga September 2021 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 7,7 persen dengan nilai 4 miliar dolar AS.

"Nilai ekspor produk perikanan untuk September 2021 saja, mencapai USD524 juta atau naik 4,0 persen apabila dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Agustus 2021, dan meningkat 10,3 persen terhadap nilai ekspor bulan September tahun sebelumnya," papar Trenggono.

Dari keseluruhan ekspor kumulatif periode Januari-September 2021, komoditas ekspor utama meliputi udang sebesar 1,6 miliar dolar, tuna-cakalang-tongkol 518 juta dolar, rajungan-kepiting 447 juta dolar, cumi-sotong-gurita 401 juta dolar, rumput laut 236 juta dolar, layur 59 juta dolar, dan tilapia sebesar 46 juta dolar.

Sebelumnya terkait dengan komoditas udang, KKP mendorong penggunaan microbubble pada proses produksi pembesaran udang vaname di kolam bulat dengan sistem bioflok, sebagai salah satu bentuk inovasi kelautan.

Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KKP Kusdiantoro menjelaskan, riset dan inovasi yang dikembangkan pihaknya utamanya untuk diimplementasikan kepada masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menurut dia, pengembangan teknologi microbubble untuk budidaya udang vaname dilakukan untuk mengatasi kendala yang kerap dihadapi oleh pembudidaya udang.

Beragam kendala itu, ujar dia, antara lain biaya listrik yang tinggi, modal yang cukup besar untuk skala tambak, limbah yang tidak dikelola dengan baik hingga serangan penyakit.

Kemudian, lanjutnya, kendala lainnya juga berupa keterbatasan lokasi budidaya karena jauh dari sumber air laut/payau, serta daya dukung lingkungan yang menurun.

TERKINI
Baru Hadir Pertama Kali di Met Gala 2024, Bintang Baywatch Pamela Anderson Tampil Polos Met Gala 2024, Sarah Jessica Parker Tampil dengan Ciri Khasnya Headpiece Unik Jadi Ketua Met Gala 2024, Zendaya Beri Penampilan Dramatis dengan Gaun Merak Met Gala 2024, Inilah Penampilan Kecantikan Putri Tidur ala Kendall Jenner