Kajian Ilmiah Kepemimpinan Jokowo vs SBY, 52 Orang Mendaftar

Senin, 25/10/2021 14:15 WIB

Pembelajaran tentang Kepemimpinan Bangsa*

Jakarta, Jurnas.com - Gagasan tentang perlunya melakukan kajian ilmiah kepemimpinan dengan komparasi antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan dan Presiden ke-6 RI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat sambutan antusias para akademisi.

Setidaknya sudah ada 52 orang mahasiswa yang mendaftar untuk ambil bagian dalam kajian ilmiah itu. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama.

Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia.

"Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dan lain-lain," jelas Hasto Kristiyanto yang menginisiasi studi ini atas nama pribadi sebagai peneliti pemikiran geopolitik Soekarno. 

Ia menjelaskan, keseluruhan penelitian penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Yakni dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional.

Hasil penelitian itu, lanjut Hasto, nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil.

"Akan terlihat apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," jelasnya. 

Ia juga mengatakan berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting, misalnya mengapa dalam era demokrasi dengan kompetisi yang sangat ketat.

Pada tahun 2009, kata Hasto, ada Prapol yang mencapai kenaikan perolehan suara 300 persen. Penelitian ini menarik. Apakah hal tersebut sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan?

Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu. Bagi PDI Perjuangan, Hasto menegaskan upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik, karena obyektif dan bisa metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis. 

"Dengan mengedepankan riset untuk analisis kebijakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan bagaimana sistem politik Indonesia benar-benar mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara Indonesia," tuntas Hasto.

TERKINI
Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya Salma Hayek Manggung Bareng Madonna di Celebration World Tour Meksiko DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China