Minggu, 10/10/2021 06:50 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, perhatian utama Iran dalam setiap pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 adalah seputar cara untuk memverifikasi pencabutan sanksi AS.
Pembicaraan itu, yang bertujuan untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi pakta nuklir 2015 yang bertujuan membatasi program pengayaan Iran, ditunda pada Juni setelah ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden Iran.
Berbicara selama kunjungan ke Suriah, Amirabdollahian menegaskan bahwa Iran akan "segera" kembali ke pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia, yang mencakup negosiasi tidak langsung dengan Amerika Serikat.
"Tentu saja, kami akan segera kembali ke pembicaraan Wina dan kami mengawasi masalah verifikasi dan menerima jaminan yang diperlukan untuk pelaksanaan komitmen oleh pihak Barat," kata Amirabdollahian dilansir JP, Minggu (10/10).
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Amirabdollahian tidak memberikan rincian mekanisme verifikasi dan pemantauan yang dicari Teheran. Tetapi Iran sering menyuarakan keprihatinan tentang perlunya memverifikasi bahwa sanksi AS yang dicabut berdasarkan perjanjian itu tidak diberlakukan oleh Washington.
Mantan presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari pakta nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran, mendorong Teheran untuk melanggar beberapa pembatasan nuklir perjanjian tersebut.
Keyword : Kesepakatan Nuklir Pemerintah Iran Amerika Serikat