Generasi Milenial Dominasi Pertumbuhan Investor Baru Pasar Modal

Selasa, 28/09/2021 23:05 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Selama masa pandemi Covid-19, ternyata jumlah investor baru di pasar modal justru meningkat. Kelompok Milenial khususnya generasi X dan Y yang mendominasi investor baru itu.

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara, mengatakan jumlah investor di pasar modal bertambah hingga 2,3 juta selama pandemi, sehingga menjadi 6,1 juta investor.

“Setelah dicek lebih dalam, [pertumbuhan] itu adalah kelompok milenial, Gen X dan Y,” ujarnya dalam webinar, Selasa (28/9/2021).

Tirta menuturkan pertumbuhan ini berdasarkan pada data Single Investor Identification atau SID, yang merupakan nomor identitas investor serupa KTP. Nomor ini dikeluarkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Tirta mengatakan pandemi telah mengubah perilaku generasi milenial dalam menggunakan uang. Jika sebelum pandemi generasi ini cenderung membeli pengalaman dengan berplesiran, kini mereka lebih mengalokasikan uangnya untuk investasi.

“Di masa pandemi, di tengah mobilitas yang terbatas, sepertinya mereka mengalihkan pengeluarannya ke investasi,” tuturnya.

Tirta menilai generasi milenial perlu dibekali dengan literasi keuangan menyeluruh. Sebab, tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk layanan jasa keuangan formal dinilai masih relatif rendah.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil survei OJK pada 2016. Saat itu, indeks literasi keuangan mencapai 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen.

Indeks literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, serta pengelolaan keuangan dalam mencapai kesejahteraan.

Adapun, indeks inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dari kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

Kendati mengalami peningkatan, Tirta menuturkan tingkat literasi keuangan yang baru mencapai 38,03 persen dinilai masih relatif rendah.

“Literasi keuangan masyarakat perlu terus ditingkatkan agar mereka benar-benar paham dengan karakteristik itu termasuk risiko biaya kalau ada kewajiban,” ujar Tirta.
Dia menuturkan bahwa otoritas menargetkan inklusi keuangan di Indonesia dapat mencapai 90 persen pada 2024. Kolaborasi antarpihak akan dilakukan untuk mencapai target tersebut.

 

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati