Aktivis Perempuan Afghanistan: Jangan Tertipu dengan Taliban

Rabu, 22/09/2021 08:49 WIB

New York, Jurnas.com - Rapper dan aktivis Afghanistan, Sonita Alizadeh mendesak para pemimpin dunia pada Selasa untuk membela hak-hak perempuan dan anak perempuan sekarang Taliban telah kembali berkuasa.

"Apa yang tersisa dari rakyat kita? Dan apa yang akan tersisa dari pencapaian 20 tahun? Jangan tertipu oleh topeng yang ditampilkan Taliban di berita," kata Alizadeh mengatakan pada acara virtual di sela-sela Sidang Umum PBB tingkat tinggi tahunan, dikutip dari Reuters, Rabu (22/9).

"Kita tidak punya waktu," pintanya.

Dia mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengakui Taliban, menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak, memastikan akses internet bagi rakyat Afghanistan, memasukkan lebih banyak warga Afghanistan dalam pengambilan keputusan dan membiarkan anak perempuan tetap bersekolah.

"Sepertinya kita semua tahu apa yang harus dilakukan. Tapi pertanyaannya, siapa yang akan mengambil tindakan hari ini?" kata Alizadeh.

Taliban mengatakan telah berubah sejak pemerintahan 1996-2001, ketika mereka juga melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki, dan komunitas internasional mengatakan akan memegang komitmen mereka, meskipun tidak jelas bagaimana hal itu akan dilakukan.

"Ada ketakutan nyata dan gamblang di kalangan perempuan Afghanistan akan kembalinya penindasan brutal dan sistemik Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan selama tahun 90-an," kata kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet pada acara PBB, Selasa (21/9).

Taliban menimbulkan skeptisisme tentang janji mereka tentang hak-hak perempuan dan anak perempuan ketika mereka mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan membuka sekolah untuk anak laki-laki usia sekolah menengah tetapi tidak untuk anak perempuan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bulan lalu keinginan Taliban untuk pengakuan internasional adalah satu-satunya pengaruh global untuk menekan pemerintah yang inklusif dan menghormati hak, terutama bagi perempuan, di Afghanistan.

Sebagai informasi, Alizadeh, meninggalkan tanah airnya bersama keluarganya ketika terakhir diperintah oleh Taliban lebih dari dua dekade lalu ketika perempuan tidak bisa bekerja, harus menutupi wajah, dan anak perempuan dilarang sekolah.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya