Yahudi AS Pindah ke Pemukiman Tepi Barat Alami Peningkatan

Selasa, 14/09/2021 14:59 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Menurut data terbaru dari Biro Pusat Statistik Tel-Aviv melaporkan bahwa jumlah orang Yahudi Amerika yang pindah ke pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki Israel telah meningkat secara dramatis.

Dari 2.296 warga AS yang bermigrasi ke negara pendudukan tahun lalu, 191 pindah ke pemukiman ilegal. Ini merupakan peningkatan hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya ketika kurang dari tiga persen menetap di wilayah Palestina.

Dilansir Middleeast, Selasa (14/09), orang Yahudi Amerika juga paling mungkin untuk menetap di wilayah pendudukan dibandingkan dengan sesama orang Yahudi dari bagian lain dunia.

Sementara mereka menyumbang lebih dari sepuluh persen dari semua pendatang baru yang tiba di Israel tahun lalu, mereka merupakan hampir sepertiga dari mereka yang memilih untuk menetap di Tepi Barat.

Disparitas ini dikatakan karena komunitas Yahudi Amerika lebih ortodoks dan cenderung menganut pandangan supremasi sayap kanan, seperti bahwa semua wilayah dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania diberikan kepada orang Yahudi oleh Tuhan.

Alasan lain adalah bahwa organisasi Yahudi yang disubkontrakkan untuk menangani logistik imigrasi dari AS adalah Nefesh b`Nefesh swasta. Kelompok itu dikatakan mendorong orang-orang Yahudi Amerika untuk menetap di Tepi Barat yang diduduki.

Sekitar seperempat dari komunitas yang disorot di situs webnya terletak di pemukiman ilegal, seperti Efrat, Ma`aleh Adumim dan Elkana. Itu tidak menyebutkan fakta bahwa tempat-tempat ini tidak berada di dalam Israel.

Realitas buruk pengambilalihan tanah Palestina oleh pemukim yang datang dari AS menarik perhatian internasional awal tahun ini ketika seorang warga Israel kelahiran Amerika, Yaakov Fauci, terekam dalam video yang mencoba mengusir keluarga El-Kurdi Palestina dari rumah mereka di Sheik. Lingkungan Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Jika saya tidak mencurinya, orang lain yang akan mencurinya," kata Fauci dalam sebuah video yang menjadi viral dan memicu kecaman internasional.

Ia lahir di Long Island, New York, dan direkrut oleh Nahalat Shimon International, sebuah organisasi pemukim yang berbasis di AS yang berusaha mengubah demografi Yerusalem Timur yang diduduki.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati