Konsumsi nasional untuk daging sapi di Indonesia saat ini adalah 700.000 ton, sementara kemampuan produksi dalam negeri masih di angka 400.000 ton.
Peningkatan populasi sapi dan kerbau lokal melalui Sikomandan merupakan salah satu bagian komitmen pemerintah untuk mengurangi dominasi impor daging sapi dan kerbau di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Struktur Ongkos Usaha Ternak (Sout), sebagian besar kepemilikan sapi potong merupakan usaha dalam skala besar.
Pengukuran Berat Badan (PBB) ternak umumnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan ternak sehingga dapat dimonitor dampak dari satu intervensi teknologi atau perbaikan manajemen.
Tercatat sampai dengan 27 Juli 2020 Tahun 2020 secara Nasional, program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) telah melakukan IB sebanyak 2.318.136 Akseptor, Bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor.
Hingga 27 Juli 2020 secara nasional, program Sikomandan telah melakukan IB sebanyak 2.318.136 akseptor, bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor.
Peningkatan populasi sapi perah dengan menerapkan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) untuk replacement induk.
Realisasi Sikomandan dari tahun 2017 sampai 2020 untuk capaian akseptor yang dilakukan inseminasi telah melebihi target, yaitu sebanyak 15.095.704 ekor dari target sebanyak 12.495.007 ekor.
Kegiatan panen pedet sebagai momentum menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki dalam mendorong pembangunan peternakan nasional, yang berdampak langsung pada kesejahteraan serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.