Sejak varietas unggul krisan dapat dibudidayakan dan dikembangkan di dalam negeri maka krisan semakin berkembang pesat di Indonesia.
Ekspor bunga Krisan merupakan bentuk nyata eksistensi LPPNU yang tidak sebatas mengadvokasi petani, namun sekaligus mencarikan solusi bagi produk yang dihasilkan petani.
Tanaman hias dinilai dapat membuka peluang usaha baru sehingga bisa menyediakan lapangan pekerjaan diberbagai wilayah di Indonesia. Dimana salah satu tanaman hias yang mempunyai prospek baik untuk dibudidayakan dan dijadikan sebagai sumber penghasilan adalah Bunga Krisan.
Salah satu tanaman hias yang masih diminati adalah tanaman krisan atau di Indonesia juga dikenal dengan nama seruni.
Bunga bertipe spray berbentuk ganda serta berwarna bunga pita kuning menjadikan Suryandhari Agrihorti ini sangat cocok dijadikan sebagai penghias ruangan atau dekorasi panggung.
kondisi ini mengharuskan pelaku usaha florikultura untuk lebih kreatif dalam melakukan inovasi.
Budidaya krisan, khususnya krisan potong selama masa pandemi virus corona (COVID-19) terjadi penurunan yang signifikan
Perubahan kencederungan pasar internasional tersebut merupakan peluang bagi para pengusaha di dalam negeri, apalagi Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia.
Produk krisan bunga potong dari Kota Tomohon juga telah diserap pasar di luar provinsi Sulawesi Utara seperti Gorontalo, Sulawesi Selatan dan beberapa provinsi lainnya.
Pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19, Bali rata-rata mendatangkan bunga krisan sebanyak 1.527.720 batang per bulan.