WHO dan aliansi vaksin GAVI memimpin fasilitas COVAX, yang bertujuan membantu membeli dan mendistribusikan suntikan vaksinasi secara adil di seluruh dunia.
Sembilan vaksin eksperimental sedang disiapkan untuk fasilitas vaksin global COVAX WHO yang bertujuan untuk mendistribusikan 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021.
Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) sudah maju dalam upaya mengamankan dosis vaksin
Iran telah memesan sekitar 16,8 juta suntikan COVAX, sebuah proyek vaksin yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Khusus melalui platform multilateral, Kemenlu terus aktif mengamankan potensi perolehan vaksin hingga 20% penduduk melalui mekanisme COVAX-AMC.
Alokasi tersebut mencakup 240 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford COVID-19 yang dibuat Serum Institute of India, tambahan 96 juta dosis dari suntikan yang sama yang dibuat oleh AstraZeneca, ditambah 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
Iran telah membeli 16,8 juta dosis vaksin COVID-19 dari COVAX, sebuah kelompok multi-lembaga yang didedikasikan untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
COVAX, juga didukung oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Gavi the Vaccine Alliance, akan mengirimkan sejumlah kecil vaksin dari AstraZeneca dan Pfizer, bahkan ketika negara-negara kaya telah mengambil sebagian besar dosis Barat.
Pada bulan Desember, Taiwan mengatakan telah setuju untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca dan 4,76 juta dosis dari program vaksin global COVAX.
Ghana dan Pantai Gading menjadi negara pertama pada Senin yang mulai memvaksinasi orang dengan dosis yang dipasok oleh COVAX, program internasional untuk menyediakan vaksin bagi negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah.