Jakarta - Sejak resmi menyatakan mengusung pasangan cagub-cawagub petahana DKI Ahok-Djarot, rumor berkembang PDIP akan mengambil alih posisi ketua tim pemenangan kandidat usungannya. Sebelumnya, ketua tim pemenangan Ahok ditempati kader Golkar, Nusron Wahid.
Partai politik (Parpol) pendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat dinilai hanya sebatas `cangkangnya` atau tingkat alite partai.
Pasca PDI Perjuangan (PDIP) memutuskan dukungan kepada calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kritikan keras pun menghampiri Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum.
Pasca PDIP memutuskan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke Pilkada DKI, politikus PDIP Boy Sadikin resmi mengundurkan diri sebagai kader maupun anggota partai.
Golkar mulai bereaksi dengan ketidaknyamanan atas sikap PDIP yang memunculkan klaim sebagai "partai pengusung utama" pasangan cagub-cawagub petahana Ahok-Djarot.
Setelah menyatakan keluar dari kader dan anggota PDI Perjuangan (PDIP), Boy Sadikin menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Apa pembahasannya?
Namun yang paling membuat Golkar meradang, adanya peristiwa penggunaan jas merah oleh ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Ahok.
PDIP meminta agar ketua tim pemenangan Ahok-Djarot disesuaikan pada jumlah suara partai yang tergabung dikoalisi.
Politisi yang menjabat juru bicara tim pemenangan Ahok tersebut mengatakan pihaknya sangat terbuka terhadap PDIP yang belakangan baru bergabung.
PDIP merasa klaim sebagai parpol pengusung utama Ahok tidak salah