ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Libya, pada Selasa (25/12) kemarin.
Migrasi lewat Libya turun tajam hingga 87 persen dibanding 2017.
Situasi keamanan di Libya selatan memburuk dengan cepat dimanfaatkan ISIS untuk mengganggu warga dengan mengeruk kekayaan minyak dan memporak-porandakan infrastruktur air negara tersebut.
Sebuah Organisasi Migran memperkirakan sekitar 170 migran telah hilang di Mediterania dalam dua insiden yang melibatkan kolek yang pergi dari Libya dan Maroko
Sebelumnya, salah satu kapal terbalik di Libya, sementara yang lainnya hilang di dekat Maroko.
Negara-negara lain termasuk Pakistan, Libya dan Panama juga juga terserat ke dalam daftar, yang akan diratifikasi dalam waktu satu bulan.
Menyebut langkah itu provokatif, pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa itu tidak membantu mencapai konsensus, tetapi mengecilkan hati rakyat Libya dan mempermalukan semua pihak.
Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Urusan Luar Negeri Jerman Heiko Maas, pada Sabtu (6/4) di Paris, Prancis.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa sudah mendiskusikan hal ini dengan ketua Dewan Presiden Libya
Wall Street Journal melaporkan, tawaran itu datang selama kunjungan Haftar ke ibukota Saudi, Riyadh, menjelang kampanye militer 4 April 2019.