Ketua MPR Zulkifli Hasan berharap pada pemilihan (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada September 2018 isu-isu seperti, suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) bisa diredam.
Memasuki tahun politik, seluruh calon presiden (Capres) yang akan bertarung dalam arena Pilpres 2019 diminta untuk adu ide dan gagasan di seluruh daerah Indonesia.
Pilpres 2019 diprediksi akan ada dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres dan Cawapres) yang akan bertarung. Pilpres 2019 merupakan pertarungan kembali antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
Partai Demokrat tetap optimis bisa mengusung calon presiden (Capres) atau calon wakil presiden (Cawapres) pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
Melihat peta perkubuan di pilkada serentak 2018, kemungkinan besar hanya akan ada tiga pasang capres/cawapres, atau maksimal empat pasang.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memiliki potensi yang cukup besar sebagai calon wakil presiden (Capres) untuk mendampingi Presiden Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut akan segera mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (Capres) 2019 mendatang.
Dengan total jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang, maka setidaknya diperlukan 112 kursi untuk bisa mengusung seorang capres. Jelas PKS butuh partai koalisi.
Sejumlah pengamat politik dan pakar akademisi menyebut calon presiden (Capres) yang didukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dipastikan akan menang dalam kontestasi Pilpres.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) didorong untuk maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019. Lalu siapa calon presiden (Capres) yang akan berdampingan dengan Cak Imin?