Bom bunuh diri kembali mengguncang Surabaya. Kali ini bom bunuh diri meledak di Polrestabes Surabaya yang terjadi sekitar pukul 08.50 WIB, Senin (14/5).
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR mengutuk keras tindakan biadab aksi teror bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. Tindakan tersebut tidak punya prikemanusiaan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menegaskan, pelaku teror bom bunuh diri di gereja Surabaya bukan Islam. Mereka adalah robot yang diprogram untuk merusak citra Islam.
Kementerian Pariwisata selalu membuka informasi mengenai kondisi keamanan pariwisata di Indonesia pasca-peledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo
Salah satu warga, Kamis (17/5) mengatakan, sempat terdengar tembakan terkait dengan aksi penggerebekan itu.
Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh sekelompok keluarga dinilai sebagai tindakan konyol dan sakit jiwa. Sebab, para pelaku teroris rela mengorbankan nyawa keluarga demi kepentingan yang sesat.
Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil menyampaikan, maraknya kasus terorisme mengandung propaganda asing yang bisa mengancam kedaulatan negara.
Memperkuat basis intelijen menjadi salah satu solusi untuk memberantas tindak kejahatan terorisme. Dengan intelijen yang kuat, aksi pemberantasan terorisme bisa lebih terarah dan efektif.
Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan anak usia pelajar dinilai sebagai pukulan telak bagi dunia pendidikan di tanah air.
Kesenjangan, baik sosial, pendidikan, sampai keadilan hukum menjadi lahan subur terorisme di tanah air. Hal itu yang perlu dibenahi untuk mencegah aksi terorisme meluas.