Zanganeh menyebut ketegangan antara Teheran dan Washington sebagai "perang dagang". Meski begitu, ia meyakinkan bahwa Iran tidak akan patah arang memproduksi minyak untuk diekspor.
Negeri Petro Dollar itu sudah berjanji akan memompa tambahan 2 juta barel per hari, tetapi para ahli energi percaya itu tidak bisa lebih dari satu juta.
JMMC harus memantau dan melaporkan tingkat kesesuaian anggota.
Rusia memproduksi rata-rata 10,6 juta barel per hari dan mengalahkan Arab Saudi yang rata-rata produksi minyaknya mencapai angka 9,9 juta barel per hari.
Bulan sebelumnya, seorang penasihat lama di Kementerian Energi Arab Saudi juga mengatakan, sanksi AS saat ini terhadap Iran tidak mungkin menghentikan ekspor minyak Iran sepenuhnya.
Trump memperingatkan Eropa, Asia dan Timur Tengah segera berhenti mengimpor minyak Iran hingga nol sebelum 4 November atau menghadapi babak baru sanksi Amerika.
Di atas kertas, ada cukup banyak kapasitas cadangan minyak di antara produsen OPEC dan Rusia untuk mengimbangi penurunan pasokan Iran, hanya saja apa yang tertulis di atas kertas itu tidak akan selamanya sama.
Pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan jika produsen lain tidak dapat menutupi kekurangan produksi minyak Iran-Venezuela, harga minyak akan naik menjadi lebih dari USD80 per barel.
Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) adalah organisasi independen dan bukan cabang dari Departemen Energi AS.
Minyak mentah Benchmark Brest naik 55 sen menjadi US$84,46 per barel, setelah jatuh di level terendah US$82,66 pada Senin