Mendes PDTT Eko meminta kepada Pemerintah Desa (Pemdes) untuk memanfaatkan Dana Desa (DD) tak terfokus hanya pada pembangunan infrastruktur.
Eko menilai bahwa model transmigrasi kalau tidak dikembangkan dengan model pembangunan desa akan tidak ada manfaatnya bagi para transmigran.
Menteri Eko berharap, para purnabhakti dapat berkontribusi aktif dalam memberikan sejumlah pelatihan kepada para ASN
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan penghargaan kepada sejumlah desa dan pendamping desa terbaik.
Mendes PDTT Eko menjelaskan bahwa awal dikucurkannya dana desa yakni pada 2015 sebesar Rp 20,67 triliun dengan penyerapannya hanya 82,72 persen
Pengelolaan dana desa menjadi kunci pertumbuhan ekonomi skala desa. Jika dana desa dikelola secara baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban maka berbagai potensi ekonomi di desa akan tumbuh dengan baik.
Kucuran dana desa harus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) di suatu wilayah. Jika berbagai Prukades bisa menjadi komoditas ekspor maka akan mendorong Indonesia keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap).
Pengelolaan dana desa Desa Ambar Ketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY menuai apresiasi dari banyak kalangan.
Kawasan perdesaan di Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) telah melahirkan berbagai inovasi yang berkontribusi pada kesejahteraan warga desa.
Dana dari IFAD digunakan untuk menyelenggarakan berbagai pelatihan di bidang pertanian dari mulai penanaman, pemanenan, produksi paska panen, hingga pemasaran produk hasil pertanian.