Di Indonesia masih terdapat banyak hoaks imunisasi yang membuat orang tua enggan memberikan vaksin kepada anaknya.
Fenomena ini juga diperparah oleh layanan kesehatan yang kian terbebani, sebab fokus pekerja medis saat ini ialah untuk merespon pandemi Covid-19.
Imunisasi mencegah serangan hama sekaligus memperkuat fungsi akar, batang dan daun sehingga tanaman mampu tumbuh secara optimal dalam memanfaatkan pupuk, iklim dan air.
Menurut dia, vaksin yang diberikan pada setiap anak saat imunisasi merupakan hasil penelitian yang panjang oleh para ahli. Dari hasil tersebut, para ahli mampu membuat formulasi yang ampuh untuk mencegah seseorang terinfeksi virus berbahaya yang dapat mengancam jiwanya.
Berdasarkan survei IDAI, dari 100 anak yang diberikan imunisasi hanya satu orang yang mengalami demam tinggi. Lalu, 25 anak lainnya hanya mengalami kondisi badan yang cukup hangat saja, sedangkan sisanya tidak mengalami gelaja efek samping apapun setelahnya.
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai turut berimbas pada layanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya adalah layanan kesehatan yang diperuntukkan bagi balita untuk imunisasi.
Bagi Sri Rezeki yang saat ini menjabat sebagai Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), imunisasi merupakan standar kesejahteraan sebuah negara.
Dalam peringatan ini HUT ke-21, DWP Kemendes PDTT juga menggelar imunisasi serviks di lingkungan Kemendes PDTT.
Perawatan, yang disebut Coviran, adalah apa yang disebut vaksin tidak aktif, yang berarti dibuat dari COVID-19 yang telah dilemahkan atau dibunuh oleh bahan kimia, mirip dengan cara imunisasi polio dibuat.
Kebijakan menjadi solusi bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk mulai melakukan imunisasi Covid-19.