Khamenei menegaskan bahwa negara tersebut terus meningkatkan kekuatan pertahanannya, meskipun mendapatkan caci maki dari Amerika Serikat (AS).
Khamenei menyebut Uni Emirat Arab akan selamanya dikenang sebagai pengkhianat di dunia Muslim, setelah menandatangani perjanjian damai dengan Israel.
AS telah memberlakukan sanksi sepihak dan ilegal terhadap Iran sejak menarik diri dari kesepakatan internasional penting tentang program nuklir Iran pada 2018.
Nilai-nilai kemanusiaan seperti kesehatan, keadilan, dan keamanan paling banyak diinjak-injak di AS.
Ledakan itu, begitu dahsyat hingga bisa dirasakan lebih dari 150 mil jauhnya di Siprus, mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut.
Musuh-musuh Iran yang gagal dalam kampanye tekanan ekonomi terhadap Iran, kini melakukan perang psikologis.
Velayati juga mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo baru-baru ini yang meminta Ankara untuk mempertahankan status Hagia Sophia sebagai museum.
Tunduk kepada musuh bukanlah cara untuk mengangkat sanksi. Menurutnya, satu-satunya obat untuk menangkal sanksi adalah mengandalkan kemampuan dalam negeri.
Iran membalas atas kematian Soleimani beberapa hari setelahnya dengan menembakkan sejumlah rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tetapi Presiden AS Donald Trump memilih untuk tidak menanggapi secara militer.
Rezim Zionis tidak akan pernah mematuhi perjanjian apa pun dan tidak akan mengerti apa-apa selain kekuatan.