https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

WHO Soroti Negara Produsen Vaksin COVID-19

Supianto | Selasa, 19/01/2021 07:03 WIB

Negara harus menghindari kesalahan yang sama seperti saat pandemi H1N1 dan HIV. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: AFP)

Jenewa, Jurnas.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara dan produsen vaksin virus corona (COVID-19) untuk menyebarkan dosis secara lebih adil ke seluruh dunia.

Dilansir dari Reuters, Tedros mengatakan, prospek distribusi yang adil berada pada "risiko serius" seperti skema pembagian vaksin COVAX yang bertujuan untuk mulai mendistribusikan suntikan bulan depan.

Dia mencatat, 44 kesepakatan bilateral telah ditandatangani tahun lalu dan setidaknya 12 telah ditandatangani tahun ini.

Baca juga :
WHO Kerepotan Respons Keadaan Darurat yang Makin Banyak

"Ini dapat menunda pengiriman COVAX dan menciptakan skenario yang dirancang untuk dihindari COVAX, dengan penimbunan, pasar yang kacau, tanggapan yang tidak terkoordinasi dan gangguan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan," kata Tedros.

"Pendekatan `me-first` seperti itu membuat orang-orang termiskin dan paling rentan di dunia dalam risiko. Pada akhirnya tindakan ini hanya akan memperpanjang pandemi," tambahnya.

Baca juga :
WHO Luncurkan IPSN untuk Deteksi Ancaman Penyakit Menular

Pada pertemuan Dewan Eksektif tahunan WHO yang digelar secara virtual, Tedros mendesak negara-negara untuk menghindari kesalahan yang sama seperti saat pandemi H1N1 dan HIV.

Perebutan untuk mendapatkan lebih banyak dosis vaksin meningkat dengan tajam seiring dengan munculnya varian baru COVID-19 yang lebih menular dari varian lainnya

Baca juga :
WHO Nyatakan Mpox Tidak Lagi Darurat Kesehatan Global

Tedros mengatakan lebih dari 39 juta dosis vaksin telah diberikan di 49 negara berpenghasilan tinggi sedangkan hanya 25 dosis telah diberikan di satu negara miskin.

Seorang delegasi dari Burkina Faso, atas nama kelompok Afrika, mengungkapkan keprihatinannya pada pertemuan tersebut bahwa beberapa negara telah "menyedot" sebagian besar pasokan.

Para pengamat mengatakan pertemuan dewan ini, yang berlangsung hingga Selasa depan, adalah salah satu yang paling penting dalam lebih dari 70 tahun sejarah badan kesehatan PBB dan dapat membentuk perannya dalam kesehatan global lama setelah pandemi berakhir.

Agendanya adalah reformasi badan tersebut serta sistem pembiayaannya, yang dinyatakan tidak memadai setelah donor terbesarnya, Amerika Serikat, mengumumkan penarikannya tahun lalu.

"WHO harus tetap relevan dan harus keluar dari krisis ini dengan kekuatan lebih dari sebelumnya," kata Wakil Ketua Dewan Eksekutif WHO Bjoern Kuemmel dari Jerman dalam komentarnya pekan lalu.

Namun dia mengharapkan resistensi dari beberapa negara terhadap tekanan untuk mendongkrak kontribusi keuangannya.

(Supianto)
KEYWORD :

Produsen Vaksin COVID-19 Tedros Adhanom Ghebreyesus WHO