https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Ahmad Basarah: Madina Di Zaman Nabi Muhammad SAW Miniatur Indonesia

Aliyudin Sofyan | Kamis, 29/10/2020 14:03 WIB

Wakil Ketua MPR Dr. Ahmad Basarah mengajak semua elemen bangsa, khususnya umat Islam, untuk menjadikan momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sebagai pengingat bahwa kebhinekaan kota Madinah di zaman Nabi SAW mirip dengan kebhinekaan Indonesia saat ini. Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah

JAKARTA, jurnas.com – Wakil Ketua MPR Dr. Ahmad Basarah mengajak semua elemen bangsa, khususnya umat Islam, untuk menjadikan momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sebagai pengingat bahwa kebhinekaan kota Madinah di zaman Nabi SAW mirip dengan kebhinekaan Indonesia saat ini.

‘’Di Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Al-Madinah Al-Munawwarah, Nabi SAW juga menghadapi kebhinekaan suku-suku dan agama-agama. Suku-suku itu saling bersaing, para penganut agama-agama pun saling menunjukkan pengaruh. Di tengah persaingan suku, agama, ras dan antargolongan itulah Rasulullah SAW lalu mengajukan Piagam Madinah sebagai platform bersama yang mempersatukan mereka,’’ kata Ahmad Basarah, Kamis (29/10), manyambut peringatan Maulid Nabi SAW yang kini dirayakan umat Islam Indonesia.

Ahmad Basarah menjelaskan, Piagam Madinah yang dibuat secara demokratis itu hanya memuat nilai-nilai bersama yang mengikat dan bisa diterima semua suku dan penganut agama di Madinah. Itulah sebabnya Piagam Madinah sejak awal tidak mendapat penolakan dari penduduk Yatsrib yang beragam.

Baca juga :
Layanan Kesehatan Preventif dan Promotif Butuh Dukungan Semua Pihak

‘’Dalam konteks Indonesia, universalitas Piagam Madinah itu mirip dengan universalitas Pancasila yang juga memuat nilai-nilai bersama yang mengikat bangsa yang beragam ini dari segi suku, agama, ras dan antargolongan. Jika kita lihat sejarah kelahiran Pancasila, umat Islam sebagai mayoritas tidak memaksakan kehendak mereka saat itu, sebaliknya penganut agama lain merasa terlindungi,’’ jelas Ahmad Basarah.

Karena itu, jelas Ahmad Basarah, momentum peringatan Maulid Nabi kali ini harus dijadikan inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk memperkukuh persatuan nasional dan semangat gotong royong menghadapi pandemi Covid-19 yang kita semua belum tahu kapan akan berakhir," jelas dosen paska sarjana Universitas Islam Malang ini.

Baca juga :
Ketua MPR Bersama Wapres Maruf Amin Buka Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia

Ahmad Basarah mengaku kagum pada akhlak Rasulullah SAW yang disebutnya akhlak Al-Quran. Dia mencontohkan, Nabi SAW hidup damai berdampingan bersama Yahudi, Kristen, dan Shabi’in selama 13 tahun tinggal di Madinah.

‘’Jika para pemimpin negeri ini, baik pemimpin formal maupun informal mau berlaku sesuai akhlak Rasulullah niscaya negeri ini cepat maju dan dapat segera menyejahterakan rakyat,’’ tutup Ahmad Basarah.

Baca juga :
Momentum Kepercayaan Masyarakat terhadap Hadirnya UU TPKS Jangan Sampai Hilang
(Aliyudin Sofyan)
KEYWORD :

Kinerja MPR Maulid Nabi Muhammas SAW kebhinekaan Madina