https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Syarief Hasan: Pondok Pesantren Adalah Potret Kebhinnekaan Bangsa Indonesia

Aliyudin Sofyan | Rabu, 21/10/2020 02:05 WIB

Inilah yang saya sebut bahwa ponpes adalah potret nyata kebhinnekaan Indonesia.

Cianjur, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan, mengungkapkan bahwa kehidupan di pondok pesantren sangat luarbiasa untuk diamati. Selain menjadi pusat ilmu agama, ponpes juga sangat berbaur dan mewarnai masyarakat sekitar. Padahal, para santri dan santriwati yang menempuh pendidikan di ponpes berasal dari beragam latar belakang suku serta status sosial.

"Dan hal tersebut menjadi sesuatu yang lumrah serta biasa saja bagi mereka. Inilah yang saya sebut bahwa ponpes adalah potret nyata kebhinnekaan Indonesia. Jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, lihatlah ponpes," katanya, dalam acara Temu Tokoh Nasional bersama Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan, di Pondok Pesantren Roudhotul Muta`allimin, Sukanagalih, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020).

Hadir dalam acara yang mengikuti protokol kesehatan secara ketat tersebut Pimpinan Ponpes H. Dadang Abdul Aziz, Ketua Yayasan Hj. Tati Sholihah, tokoh masyarakat, tokoh agama sekitar dan para santri serta santriwati.

Baca juga :
Ketua MPR Bersama Wapres Maruf Amin Buka Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia

Di hadapan para santri, Pimpinan MPR yang biasa disapa Syarief Hasan ini kemudian menjabarkan tentang Bhinneka Tunggal Ika. "Itu adalah semboyan bangsa, yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila, bermakna `berbeda-beda tetap satu jua`. Penjelasannya adalah, Indonesia terdiri dari keberagaman namun tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia," terangnya.

Sebelum melanjutkan, Syarief Hasan secara mendadak mengajukan pertanyaan yang langsung direspon antusias para santri. "Bhinneka Tunggal Ika ada dalam Empat Pilar MPR. Sebutkan secara urut," tanyanya. Salah satu santriwati Siti Khodijah menjawab dengan tepat. "Empat Pilar MPR adalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya. "Mantab jawabannya," seru Syarief Hasan.

Baca juga :
Momentum Kepercayaan Masyarakat terhadap Hadirnya UU TPKS Jangan Sampai Hilang

Kemudian Syarief Hasan melemparkan pertanyaan kedua. "Siapa yang pertama kali mempopulerkannya," ucapnya. Beberapa santri mencoba menjawab. Namun, jawaban meleset jauh. Dengan tersenyum, Syarief Hasan membesarkan hati santri. "Tidak mengapa salah, saya kagum dengan usaha kalian yang berupaya keras memberikan jawaban. Kalau salah bisa belajar lagi," katanya, disambut tepuk tangan riuh peserta.

Bagi Syarief Hasan, santri adalah generasi muda yang pintar. Banyak sudah prestasi yang ditoreh kalangan santri. Untuk itu, ia mengajak santri terus rajin belajar.

Baca juga :
Ahmad Basarah: Dunia Mengakui Pancasila sebagai Ideologi Internasional

"Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagian dari ilmu pengetahuan yang luas. Belajar terus, jangan pantang menyerah jika gagal atau mendapat hambatan. Kalau itu konsisten dilakukan, saya yakin para santri ponpes Roudhotul Muta`allimin akan menjadi `mercusuar` bangsa Indonesia," tandasnya.

Beasiswa Pendidikan Untuk Rakyat Kecil Diperluas

Syarief Hasan berharap  program beasiswa pendidikan dasar, menengah dan tinggi untuk rakyat kecil diperluas. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 yang dampaknya sangat memukul rakyat terutama dari sisi finansial dan tidak jelas kapan berakhirnya ini.

"Adik santri kita ini ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi namun terkendala biaya. Malah, ada santri yang sudah menempuh pendidikan tinggi juga terancam keluar karena masalah yang sama. Ini sangat memprihatinkan. Generasi muda yang sedang semangat maju, tersandung masalah," ujarnya.

Dikatakan Syarief Hasan, sebenarnya rakyat dijamin haknya mendapatkan pendidikan melalui UUD NRI Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi `Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan`. Dan ayat 2 berbunyi `Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya`.

"Tolak ukurnya di pasal itu. Menyelenggarakan pendidikan adalah salah satu pelayanan negara kepada rakyatnya, dengan tujuan mencerdaskan. Mestinya, tidak ada kesulitan kepada setiap warga negara untuk mendapatkannya termasuk memperoleh beasiswa," katanya.

Program beasiswa lembaga pendidikan yang dikelola negara, diungkapkan Syarief Hasan, memang ada. Tapi, ternyata masih tidak menjangkau seluruh rakyat yang membutuhkan. 

"Kalau lembaga swasta, saya rasa ada namun banyak kendala. Inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Harus diperbaiki masalah-masalahnya, terus disempurnakan agar program beasiswa bisa diberikan dengan tepat sesuai sasaran," jelasnya.

Pada intinya, Syarief Hasan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu generasi muda bangsa. Jangan sampai potensi besar mereka terhalang karena kemiskinan. "Saya sendiri sesuai kapasitas dan kewenangan sebagai Pimpinan MPR akan coba mendorong pemerintah menyikapi hal tersebut dengan sungguh-sungguh," ucapnya.

(Aliyudin Sofyan)
KEYWORD :

Kinerja MPR Syarief Hasan Santri Pesatren Pendidikan