https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Produktivitas Pala Masih Rendah, Mentan Syahrul Dorong Petani Manfaatkan Teknologi

Supianto | Sabtu, 30/05/2020 19:52 WIB

Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, produktivitas pala pada tahun 2018 sebesar 543 kg per hektare dan 548 kg per hektare di tahun 2019. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo ketika mengunjungi kebun bibit pala di Desa Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (30/5).

Jakarta, Jurnas.com - Kementeiran Pertanian (Kementan) menekankan pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas pertanian, termasuk komoditas perkebunan seperti pala.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo ketika mengunjungi kebun bibit pala di Desa Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (30/5).

Menurut Syahrul peran dan penguasaan teknologi sangat penting dalam mengkaselerasi kemajuan pembangunan perkebunan. Pasalnya, teknologi menurutnya sejajar kedudukannya dengan faktor produksi lainnya.

Baca juga :
Mentan Syahrul: Ketergantungan Impor Kedelai Tidak Boleh Dilakukan Terus-menerus

"Oleh karena itu, kemajuan riset dan teknologi bukan saja dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi tapi juga menjamin adanya nilai tambah bagi petani," kata Syahrul.

Saat ini, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balitri) sudah menghasilkan pala varietas Tidore 1. Varietas inu memiliki keunggulan yang sama dengan varietas pala Ternate 1. Bedanya, Tidore 1 lebih tahan terhadap hama penggerek dan penyakit busuk buah.

Baca juga :
Menteri Pertanian Tinjau Persiapan Pelaksanaan Penas di Padang

Produktivitas varietas ini rata-rata mencapai 7.500 butir per pohon per tahun.

Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, produktivitas pala pada tahun 2018 sebesar 543 kg per hektare dan 548 kg per hektare di tahun 2019.

Baca juga :
Mentan Syahrul: Pekarangan Rumah Jadi Solusi Tekan Inflasi

Rendahnya produktivitas pala nasional disebabkan karena sebagian besar perkebunan merupakan perkebunan rakyat, masih menggunakan cara tradisional dan peralatan seadanya dalam pengolahan dan pascapanen.

"Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman," kata Syahrul.

"Apalagi di situasi seperti ini, pembatasan tatap muka. Maka kita harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah," sambungnya.

Sementara itu, Badan Karantina Pertanian Ambon mencatat pengiriman komoditas pala yang berasal dari petani Ambon, Maluku Tengah dan Tual dengan tujuan Surabaya dan Jakarta sepanjang tahun 2020 sebanyak 106,1 ton dengan frekuensi 19 Kali.

Untuk diketahui, kebutuhan pala di dunia hampir separuhnya dipenuhi dari Indonesia. Volume ekspor pala Indonesia dalam kurun 2018, masih menurut data Ditjen Perkebunan sebanyak 20.202 ton setara dengan USD 111,69 Juta.

(Supianto)
KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Komoditas Perkebunan Buah Pala Syahrul Yasin Limpo Ekspor Pala