https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Kerusuhan di Iran, Rusia Ungkap "Kelicikan" AS

Supianto | Sabtu, 07/12/2019 22:06 WIB

Lavrov juga mencatat bahwa skema AS, yang dimaksudkan untuk memprovokasi putusan publik di Iran, juga digunakan di Venezuela. Mentri Luar Negeri Rusia Surgei Lavrov (Reuters/Surgei Karpukhin)

Moskow, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kekacauan baru-baru ini di Iran terutama karena sanksi ilegal yang diberlakukan Washington terhadap Teheran.

"Masalah di Iran sangat serius, sebagian besar karena sanksi AS yang dijatuhkan pada negara itu benar-benar ilegal, karena AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dan berusaha untuk membuat orang lain menerapkannya," katanya dalam Konferensi (MED) di Roma, Jumat (6/12).

Lavrov juga mencatat bahwa skema AS, yang dimaksudkan untuk memprovokasi putusan publik di Iran, juga digunakan di Venezuela.

Baca juga :
Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Jaminan Produk Halal

"Jika AS ingin melumpuhkan Iran secara ekonomi dan memicu ketidakpuasan masyarakat, kami melihat skema semacam itu digunakan di Venezuela. Itu adalah sebuah pola," katanya..

Pada Mei 2018, AS membatalkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang telah disahkan Resolusi 2231 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga :
Pimpinan MPR bertemu Presiden Iran, Syarief Hasan : Perkuat Kerjasama Kedua Negara

Sejak itu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sanksi terberat terhadap Teheran, yang menyasar ekspor minyaknya.

Pada pertengahan November, pemerintah Iran menjatah bahan bakar untuk mencegah negara menjadi bergantung pada impor bensin di masa depan di tengah sanksi ekonomi AS.

Baca juga :
Ketua MPR Dukung Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Iran di Berbagai Sektor

Langkah ini memicu protes di sejumlah kota yang sebagian besar berjalan damai, tetapi berubah menjadi rusuh ketika oknum anti-bersenjata mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk merusak properti publik dan negara, dan menyerang warga sipil dan pasukan keamanan.

Banyak perusuh ditemukan memiliki hubungan dengan agen mata-mata CIA serta kelompok-kelompok teroris, kaum royalis dan separatis.

(Supianto)
KEYWORD :

Harga Bensin Iran Sergei Lavrov