https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi yang Harus Anda Tahu

Eka Wahyu Pramita | Rabu, 18/09/2019 07:25 WIB

Salah satu cara penting penanganan kehamilan risiko tinggi adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi. ilustrasi ibu hamil

Jakarta, Jurnas.com - Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan memengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan dan menentukan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.

Sayangnya, masih banyak ibu di Indonesia yang berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan resiko tinggi bisa
menimbulkan dampak negatif bagi ibu dan si Kecil.

Ibu dengan penyakit penyerta (asthma, diabetes, kelainan jantung, dan sebagainya), hamil dengan penyakit penyulit (pre-eklamsia, eklamsia, infeksi, dan sebagainya), riwayat operasi terdahulu, dan hamil di usia rentan berpotensi memiliki kehamilan dengan risiko tinggi.

Baca juga :
Menko PMK Minta Dinkes Subang Usut Kematian Ibu Hamil

Di Indonesia, tantangan ini menjadi lebih besar dengan berbagai fakta kesehatan termasuk kekurangan zat gizi makro dan mikro yang masih dihadapi oleh ibu hamil.

Menurut Riskesdas 2018, 48,9 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan darah, dan sebanyak 1 dari 5 ibu hamil tercatat mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Baca juga :
DWP Kemendes PDTT: Ibu Hamil Kurang Gizi Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting

Tak hanya itu, sekitar 1 dari 2 ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014), sementara lebih dari 50% ibu hamil mengalami kekurangan asupan zat besi, zinc, kalsium, serta
Vitamin A & C. (SEAFAST 2016).

Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan bahwa kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak
ditangani dengan baik.

Baca juga :
Tips Bagi Ibu Hamil Agar Tidak Lahirkan Bayi Stunting

1000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si
Kecil di masa depan.

"Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan; seperti perkembangan janin tidak
sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah.”, ujar dr. Ali dalan Talkshow "Bicara Gizi – Menghadapi Kehamilan
Risiko Tinggi, Selasa (19/9) di Jakarta.

Dalam paparannya, Dr. Ali menjelaskan bahwa salah satu cara penting penanganan kehamilan risiko tinggi adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di tiap tahapan mulai dari prakehamilan, trimester 1, 2, dan 3, serta masa menyusui.

“Ibu perlu memastikan asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat,  lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat, dan iodine," ucapnya.

Dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, kondisi kehamilan resiko tinggi seperti pre-eklampsia dapat dicegah.

Ibu hamil dengan resiko pre-eklampsia perlu memilih makanan dengan bijak seperti menghindari garam yang dapat meningkatkan tekanan darah, banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran yang tinggi vitamin dan mengkonsumsi cukup protein yang bermanfaat sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan sel-sel tubuh si Kecil.

“Selain membantu mencegah resiko komplikasi pada proses kelahiran, asupan nutrisi yang baik  pada masa kehamilan akan bermanfaat bagi Si Kecil secara jangka panjang dimana akan menurunkan resiko sejumlah penyakit kronis di masa dewasa kelak seperti hipertensi, diabetes, jantung dan berbagai penyakit lainnya,” jelas Dr. Ali.

(Eka Wahyu Pramita)
KEYWORD :

Ibu Hamil Risiko Tinggi