https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Rusia Analisis Ancaman Rudal Jelajah AS

Supianto | Sabtu, 24/08/2019 04:50 WIB

Pertemuan itu diadakan untuk membahas uji peluncuran rudal jelajah darat di Washington dengan jangkauan lebih dari 500 Kilometer awal pekan ini. Departemen Pertahanan AS melakukan uji rudal jelajah yang diluncurkan secara konvensional di Pulau San Nicolas, California pada 18 Agustus 2019. (Foto: Presstv)

Moskow, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin sudah memerintahkan aparat negara untuk menyiapkan tanggapan "simetris" menyusul uji coba rudal yang baru-baru Amerika Serikat (AS) yang menurut Moskow dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan Rusia.

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia, Putin meminta Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri, dan lembaga khusus lainnya, menganalisis tingkat ancaman AS dan mengambil langkah-langkah komprehensif untuk mempersiapkan respons simetris.

Pertemuan itu diadakan untuk membahas uji peluncuran rudal jelajah darat di Washington dengan jangkauan lebih dari 500 Kilometer awal pekan ini.

Baca juga :
AS dan PBB Kecam Rasisme Fans Valencia di Mestalla

Sebetulnya dilarang meluncurkan rudal dengan jangkauan 500 kilometer di bawah Perjanjian Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia yang secara resmi dibubarkan AS dari awal bulan ini.

Putin sudah memperingatkan bahwa Moskow akan mengambil tindakan untuk melawan ancaman dari rudal AS yang baru.

Baca juga :
Microsoft Sebut Peretas China Memata-matai Infrastruktur Vital AS

Perjanjian INF telah ditandatangani pada tahun 1987, yang melarang misil darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 kilometer.

Sebelum menarik diri, AS menuduh Rusia mengembangkan rudal tertentu, yang kemudian Moskow publikasikan secara detail untuk membuktikan bahwa klaim Washington salah.

Baca juga :
AS Tuding Grup Wagner Pasok Rudal ke RSF di Sudan
(Supianto)
KEYWORD :

Rudal Jelajah Amerika Serikat Rusia Vladimir Putin